Apa Itu Ergonomi Fisiologi Kerja? Simak Info Lengkapnya Disini!

Ergonomi fisiologi kerja adalah cabang dari ergonomi yang mengkaji aspek-aspek fisiologis dari tubuh manusia dalam interaksinya dengan lingkungan kerja. Ini melibatkan analisis terhadap kemampuan fisik, seperti kekuatan otot, kapasitas kardiovaskular, dan energi yang dikeluarkan selama aktivitas kerja. Lalu, bagaimana info lengkap soal Ergonomi Fisiologi Kerja? simak disini ya!

Apa Itu Ergonomi Fisiologi Kerja?

Ergonomi fisiologi kerja adalah ilmu yang mempelajari bagaimana tubuh manusia berinteraksi dengan tugas fisik dan lingkungan kerja dengan tujuan mengoptimalkan kinerja, kenyamanan, dan kesejahteraan pekerja. Ilmu ini fokus pada respons fisiologis tubuh terhadap aktivitas fisik, termasuk penggunaan energi, beban otot, kapasitas kardiovaskular, serta pengelolaan kelelahan dan pemulihan.

Ergonomi fisiologi kerja menilai faktor-faktor seperti postur kerja, desain alat, lingkungan (misalnya, suhu dan pencahayaan), serta waktu istirahat untuk meminimalkan risiko cedera dan gangguan muskuloskeletal. Tujuannya adalah menciptakan kondisi kerja yang seimbang antara tuntutan fisik pekerjaan dan kapasitas fisik pekerja, memastikan keselamatan, kesehatan, dan produktivitas optimal.

Konsep Utama Dalam Ergonomi Fisiologi Kerja

1. Kapasitas Fisik Pekerja

Kapasitas fisik mengacu pada kemampuan tubuh untuk menjalankan beban fisik yang diberikan dalam pekerjaan tanpa menyebabkan kelelahan yang berlebihan atau risiko cedera. Setiap pekerja memiliki kemampuan fisik yang berbeda-beda tergantung pada kondisi tubuhnya, usia, jenis kelamin, kesehatan, serta tingkat kebugaran.

Dalam ergonomi fisiologi kerja, kapasitas fisik pekerja dievaluasi melalui pengukuran beberapa faktor:

  • Kekuatan otot: Seberapa kuat otot pekerja dalam melakukan pekerjaan fisik, seperti mengangkat atau mendorong beban.
  • Daya tahan: Kemampuan tubuh untuk mempertahankan kinerja fisik dalam jangka waktu tertentu tanpa mengalami kelelahan berlebihan.
  • Fleksibilitas: Kemampuan otot dan sendi untuk bergerak dalam rentang gerakan yang dibutuhkan dalam pekerjaan tertentu.
  • Kapasitas kardiovaskular: Seberapa baik sistem jantung dan paru-paru dapat mendukung aktivitas fisik selama periode waktu tertentu.

Pengukuran kapasitas fisik digunakan untuk memastikan bahwa tugas yang diberikan dalam pekerjaan tidak melebihi kemampuan pekerja dan untuk mendesain pekerjaan agar sesuai dengan batas fisik individu. Biasanya hal ini diterapkan pada dunia industri yang mengharuskan beberapa staff nya melakukan pekerjaan fisik.

2. Beban Kerja dan Keseimbangan Energi

Beban kerja dalam ergonomi fisiologi kerja merujuk pada tuntutan fisik dan mental yang harus dipenuhi oleh pekerja dalam melakukan tugasnya. Ini bisa berupa angkat beban, postur tetap yang berkepanjangan, atau tugas berulang.

Beban kerja yang tinggi dapat meningkatkan kelelahan, menurunkan produktivitas, dan meningkatkan risiko cedera. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara:

  • Beban fisik: Jumlah tenaga yang dikeluarkan oleh pekerja selama aktivitas kerja.
  • Beban mental: Tekanan mental atau kognitif yang dirasakan saat menyelesaikan tugas tertentu.
  • Keseimbangan energi: Kemampuan tubuh untuk memulihkan energi yang hilang melalui istirahat atau nutrisi yang memadai.

Keseimbangan energi merupakan aspek penting dalam mencegah kelelahan kronis dan cedera akibat pekerjaan yang terlalu berat. Ergonomi fisiologi kerja bertujuan untuk memastikan bahwa pekerja tidak dipaksa bekerja di luar batas kemampuan energinya.

3. Kelelahan Kerja dan Pemulihan

Kelelahan adalah kondisi ketika tubuh tidak mampu lagi mempertahankan tingkat kinerja yang optimal karena beban fisik atau mental yang berlebihan. Kelelahan bisa bersifat fisik (kelelahan otot) atau mental (kelelahan kognitif), dan keduanya dapat mempengaruhi kemampuan pekerja untuk bekerja dengan aman dan efisien.

Ergonomi fisiologi menekankan pentingnya mengatur beban kerja, memberikan waktu istirahat yang cukup, dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pemulihan. Penelitian dalam fisiologi kerja mengidentifikasi waktu pemulihan optimal dan strategi untuk mencegah akumulasi kelelahan.

4. Postur Kerja

Postur kerja merujuk pada posisi tubuh selama melakukan aktivitas kerja. Postur yang buruk atau tidak ergonomis dapat menyebabkan tekanan berlebih pada sistem muskuloskeletal, yang berujung pada cedera, ketidaknyamanan, dan kelelahan.

Dalam ergonomi fisiologi kerja, beberapa postur yang harus diperhatikan adalah:

Postur Duduk

Duduk dalam waktu lama dengan postur yang tidak tepat (misalnya, punggung yang tidak tersangga) dapat menyebabkan nyeri punggung, leher, dan bahu. Hal ini biasanya dapat menyebabkan musculoskeletal disorders (MsD).

Postur Mengangkat Beban

Teknik yang tidak tepat dalam mengangkat beban dapat menyebabkan cedera punggung atau otot. Postur tubuh yang tidak sesuai ini menimbulkan stres dan tekanan berlebihan pada otot-otot tubuh, sehingga nantinya Anda akan mengalami nyeri terutama pada punggung maupun leher.

Ergonomi fisiologi kerja berfokus pada analisis postur yang tepat, serta bagaimana desain tempat kerja dapat mendukung postur kerja yang sehat. Ini meliputi penggunaan kursi yang mendukung tulang belakang, meja yang dapat disesuaikan tingginya, atau alat bantu pengangkatan beban.

5. Desain Alat dan Perangkat Kerja

Desain alat dan perangkat kerja yang tidak ergonomis dapat menyebabkan stres fisik tambahan bagi pekerja. Salah satu prinsip utama ergonomi fisiologi kerja adalah memastikan bahwa alat, mesin, dan perlengkapan yang digunakan oleh pekerja sesuai dengan dimensi tubuh manusia dan kebutuhan fisiologisnya.

Beberapa aspek penting dalam desain alat kerja yang diperhatikan dalam ergonomi fisiologi adalah:

  • Ukuran dan berat alat: Alat harus mudah dipegang, diangkat, dan digunakan tanpa menyebabkan ketegangan otot.
  • Pengaturan posisi: Alat-alat harus diatur dalam jangkauan yang nyaman, mengurangi kebutuhan untuk membungkuk atau meregang terlalu jauh.
  • Kemudahan penggunaan: Alat yang ergonomis dirancang untuk mengurangi usaha fisik berlebihan, seperti meminimalkan gerakan repetitif atau tekanan fisik pada jari, tangan, atau lengan.

Alat Untuk Desain Perangkat Kerja Ergonomis, Ciptakan Ergonomi Fisiologi Kerja!

Alat yang biasanya digunakan untuk mendesain Perangkat Pendukung Kerja ergonomis adalah Kursi Antropometri dan METRISIS Anthropometry Portable Complete Set Series.

1. Kursi Antropometri

Kursi Antropometri adalah salah satu alat ukur dimensi tubuh manusia paling banyak digunakan oleh jurusan ilmu olahraga di Indonesia dan di India. 34 dimensi pengukuran yang dapat dilakukannya dalam 3 posisi pengukuran membuat alat ini banyak membantu menganalisis postur tubuh.

Dengan data yang dihasilkan oleh Antropometri Portable, industri dapat mengetahui lingkungan dan instrumen pendukung kerja yang sesuai dengan beban kerja hingga kesehatan dan keselamatan kerja dapat tercapai. Pasalnya, penerapan data Antropometri dapat dengan mudah ditemui, seperti halnya dalam penerapan desain ruangan dan kursi serta meja kerja. Berbagai sektor pun telah menggunakan Antropometri Portable, mulai dari sektor pendidikan, terutama teknik industri dan kesehatan, sektor olahraga, militer hingga industri aviasi dan penelitian luar angkasa.

Dapatkan Alat Antropometri Untuk Desain Produk

Jika Anda tertarik dengan kedua instrumen tersebut silahkan hubungi admin@soloabadi.com atau hubungi WhatsApp kami di 08510888111 untuk mendapatkan penawaran dengan harga spesial

Facebook Comments
Bagikan!
WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Hallo, Ada yang bisa saya bantu?