Beberapa bidang pekerjaan perlu pembagian shift kerja ideal agar alur pekerjaan tidak terhenti. Contohnya perusahaan jasa seperti logistik, pelayanan masyarakat, penyedia barang, ataupun pekerjaan yang jika berhenti dapat mengganggu alur pekerjaan. Sistem shift ini dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan porsi pekerjaan yang dibutuhkan perusahaan. Namun perusahaan tidak bisa sembarangan menyusun shift kerja terhadap pekerjanya, pemerintah telah mengatur kebijakan shift kerja dalam UU No. 13 tahun 2003 mengenai ketenagakerjaan.
Pembagian juga shift kerja harus mempertimbangkan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) karena memengaruhi produktivitas dan performa pekerja. Shift kerja yang berlebihan dapat berdampak pada menurunnya kualitas pekerjaan hingga berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja. Jika dampak ini terjadi maka perusahaan turut menanggung kerugian secara material maupun produksi.
Dampak shift kerja yang tidak sesuai dan dapat terlihat secara langsung adalah fatigue (kelelahan parah). Fatigue atau kelelahan parah ini terjadi ketika pekerjaan dilakukan secara berlebihan dan berkepanjangan tanpa adanya istirahat yang cukup. Masalah kesehatan ini dapat merembet pada permasalahan kesehatan fisik lainnya yang lebih parah. Penting bagi perusahaan untuk melakukan riset dan pertimbangan terlebih dahulu sebelum menetapkan shift kerja terhadap pekerja.
Pembagian Shift Kerja Ideal Berdasarkan Peraturan UU
Pemerintah turut memperhatikan sistem shift kerja terhadap tenaga kerja dalam UU No. 13 Tahun 2008. Berikut ketentuan jam kerja menurut UU yang dapat dijadikan acuan oleh perusahaan dalam menyusun shift kerja.
- 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu (6 hari kerja)
- 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu (5 hari kerja)
Contoh Pembagian Shift Kerja Ideal:
- 6 Hari Kerja (Maksimal 7 Jam Sehari)
- Shift Pagi: 07.00 – 14.00 (7 jam)
- Shift Siang: 14.00 – 21.00 (7 jam)
- Rotasi: Setiap karyawan bergantian melakukan shift pagi dan siang. Misalnya, bulan pertama shift pagi, bulan kedua shift siang, dan seterusnya.
- 5 Hari Kerja (Maksimal 8 Jam Sehari)
- Shift Pagi: 08.00 – 16.00 (8 jam)
- Shift Sore: 16.00 – 24.00 (8 jam)
- Rotasi: Sama seperti opsi 1, karyawan bergantian melakukan shift pagi dan sore.
- 3 Shift, Rotasi Mingguan (perusahaan yang beroperasi 24 jam)
- Shift Pagi: 07.00 – 15.00 (8 jam)
- Shift Sore: 15.00 – 23.00 (8 jam)
- Shift Malam: 23.00 – 07.00 (8 jam)
- Rotasi: Karyawan bergantian melakukan ketiga shift dalam satu periode waktu.
Pembagian shift kerja ini ditujukan untuk menjaga kualitas pekerjaan tetap produktif dan maksimal. Jika shift yang disusun memperhatikan kesehatan dan kualitas pekerjaan maka risiko pekerja mengalami kelelahan parah (fatigue) dapat dihindari sehingga penerapan K3 dapat secara optimal dilakukan. Penerapan K3 tidak hanya mencegah kecelakaan kerja fatal namun juga potensi-potensi yang mengakibatkan hal tersebut seperti kelelahan pekerja.
Rekomendasi Alat Ukur Antropometri untuk Menunjang Produktivitas Pekerjaan
Metrisis – Portabel Antropometri Complete Set Series merupakan alat ukur antropometri yang membantu perusahaan dalam menjaga produktivitas pekerja melalui sikap kerja sehari-hari. Alat ukur ini dapat membantu hingga menghasilkan +100 dimensi pengukuran tubuh. Tak hanya akurat, alat ini terdiri dari satu set lengkap mudah dibawa kemanapun dan tidak banyak makan ruang!
Segera Hubungi Kami untuk Dapatkan Penawaran Terbaik!!
Kami siap melayani kebutuhan individu maupun instansi dengan hubungi admin kami di WhatsApp maupun e-katalog. Kunjungi website kami untuk detail informasi lebih lanjut www.soloabadi.com. Dapatkan tawaran dan harga terbaik untuk hasil yang unggul hanya bersama PT Solo Abadi Indonesia.
Ditulis oleh: Jocelyna B.P.A (Administrasi Bisnis – Universitas Diponegoro)
