Pentingnya Pemeriksaan Kehamilan, Kapan dan Apa Saja?

Pemeriksaan Kehamilan atau antenatal care ialah suatu layanan pemeriksaan yang ditujukan untuk ibu hamil guna memastikan ibu serta janin pada kondisi sehat pada masa kehamilan. Pentingnya cek ini untuk menurunkan jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk memantau kondisi kesehatan fisik dan mental ibu hamil, menghadapi masa persalinan, masa nifas, pemberian ASI secara ekslusif, serta kembalinya kesehatan alat reproduksi secara alami dan bertahap.

Tujuan Pemeriksaan Kehamilan

Adapun tujuan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin antara lain sebagai berikut :

  1. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah kehamilan sejak dini, diantaranya termasuk riwayat penyakit ibu hamil
  2. Mempersiapkan proses persalinan untuk meminimalkan trauma pada ibu dan dapat melahirkan bayi dengan selamat
  3. Mencegah risiko komplikasi atau kematian saat proses persalinan
  4. Mempersiapkan ibu untuk memenuhi ASI ekslusif pada bayi
  5. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga untuk menerima kehadiran anak dan memastikan tumbuh kembang dengan normal.

Inilah pentingnya melakukan pemeriksaan keamilan secara rutin oleh dokter, bidan atau tenaga kesehatan. Pemeriksaan ini telah memiliki standar tersendiri di Indonesia, selanjutnya dapat anda simak di bawah ini!

Pelayanan Standar Antenatal Care di Indonesia

Antenatal Care sangat penting bagi ibu hamil. Karena itu, Indonesia telah menetapkan standar khusus mengenai pemeriksaan Antenatal Care yang dikenal degan istilah “10T”. Berikut penjelasan masing – masing :

1. Timbangan Berat Badan

Menimbang berat badan, hal ini bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan adanya gangguan pada pertumbuhan janin. Ibu hamil juga wajib untuk mengukur tinggi badan untuk mengetahui kemungkinan faktor yang dapat mempersulit persalinan. Dilakukan pemeriksaan tinggi badan untuk mencegah resiko terjadinya Cephalopelvic Disproportion (CPD) akan lebih tinggi apabila badan ibu kurang dari 145 cm. CPD adalah Komplikasi yang terjadi karena ukuran kepala atau tubuh bayi terlalu besar untuk melewati panggul ibu.

2. Tekanan Darah

Mengukur tekanan darah, hal ini bertujuan untuk mendeteksi seberapa besar risiko terkena preeklamsia yang berpotensi membahayakan kehamilan. Tekanan darah normal pada ibu hamil adalah 90-120/60-80 mmHg. Dapat dikatakan eklamsia bila tekanan darah ibu hamil lebih dari 140/90 mmHg. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kehamilan dan persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu.

3. Tentukan Nilai Status Gizi dengan Pengukuran Lingkungan Lengan Atas

Pengukuran lingkar lengan atas hanya dilakukan satu kali pada trimester pertama untuk mengetahui status gizi ibu hamil. Apabila lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm, maka ada kemungkinan ibu mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) yang dapat meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

4. Tinggi Fundus Uteri (Puncak Rahim)

Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat atau memperkirakan perkembangan bayi selama dalam kandungan. Tinggi fundus merupakan jarak dari puncak tulang panggul hingga ke bagian teratas dari perut ibu hamil. Normal tinggi fundus adalah 2 cm lebih besar dari usia kehamilan.

5. Tentukan Presentasi dan Denyut Nadi Jantung

Pemeriksaan ini penting dilakukan ketika waktu mendekati dengan persalinan, guna untuk memastikan apakah kepala janin telah mamsuki panggul atau belum, umunya bisa dilakukan setidaknya pada akhir semester kedua.

6. Skrining Status Imunisasi Tetanus

Tujuan untuk mengetahui status imunisasi ibu hamil, serta memberi vaksi tetanus jika belum dilakukan, untuk membangun kekebalan ibu hamil terhadap infeksi titanus.

7. Pemberian Tablet Zat Besi

Pemberian tablet zat besi digunakan untuk mencegah ibu hamil mengalami anemia defisiensi besi. selama masa kehamilan, ibu dianjurkan untuk mengonsumsi minimal 90 tablet zat besi.

8. Tes Laboratorium

Ibu hamil perlu melakukan pemeriksaan tes darah lengkap dan beberapa rangkaian pemeriksaan laoratorium : golongan darah, rhesus, protein dalam urine, kadar gula darah, hemoglobin, sifilis dan HIV.

9. Tata Laksana Khusus

Apabila ditemukan maslah atau kelainan pada kehamilan, dokter atau bidan segera dapat melakukan penanganan yang tepat dan lebih awal apabila menemukan kondisi tertentu pada ibu hamil.

10. Konseling

Setiap kali melakukan pemeriksaan kehamilan, ibu dapat melakukan konseling dengan dokter atau bidan mengenai kondisi kesehatan bayi dalam kandungan atau hal-hal lain yang dapat menunjang kesehatan selama kehamilan.

Jadwal Pemeriksaan Kehamilan

Pada umumnya ibu hamil perlu berkunjung ke dokter untuk melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 6 kali selama 9 bulan. Rinciannya sebagai berikut :

  • 2 kali pada usia kehamilan 1-12 minggu
  • Minimal 1 kali pada usia kehamilan 13-28 minggu
  • 3 kali pada usia kehamilan 29-40 minggu

Selain itu, ada beberapa kondisi yang megharuskan Bumil untuk lebih sering kontrol yaitu :

  • Menjalani kehamilan di usia 35 tahun atau lebih tua
  • Berisiko melahirkan secara prematur
  • mengalami komplikasi kehamilan atau kehamilan risiko tinggi, misal eklampsia
  • memiliki riwayat penyakit, seperti asma, lupus, anemia, diabetes, tekanan darah tinggi atau obeistas.

Kini, Anda paham akan pentingnya pemeriksaan kehamilan bagi ibu hamil bukan ? Sebagai calon ibu, penting bagi anda untuk melakukan pemeriksaan ini guna untuk memastikan anda dan janin selalu dalam kondisi sehat.

Pelayanan penanganan untuk melakukan pemeriksaan standar diperlukan istrumen yang sudah terjamin kualitasnya dengan harga terbaik dari Solo Abadi dengan mengisi ask for price yang tersedia. Anda juga bisa langsung membeli melalui e-katalog di etalase alat kesehata. Anda juga dapat terhubung secara langsung melalui WhatsApp.

Facebook Comments
Bagikan!
WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Hallo, Ada yang bisa saya bantu?