Contoh kegiatan pelatihan kader posyandu mengacu pada 25 Kompetensi Kader Posyandu. Dalam modul pekatihan tersebut, yang dimaksud dengan pelatihan kader posyandu terbagi atas 5 yakni Kompetensi Ibu Hamil, Kompetensi Bayi dan Balita, Kompetensi Usia Sekolah dan Remaja, Kompetensi Usia Produktif dan Lansia serta Kompetensi Pengelolaan Posyandu. Dalam artikel ini, akan dibahas 4 contoh kegiatan pelatihan Kader Posyandu berdasarkan Kompetensi Bayi dan Balita.
Apa Itu Kompetensi Kader Posyandu?
Kompetensi Kader Posyandu adalah kecakapan kader kesehatan Pos Pelayanan Terpadu dalam menjelaskan dan melakukan tugasnya selaku kader. Untuk meningkatkan kecakapan ini, Kader Posyandu perlu mengikuti berbagai kegiatan atau yang biasa kita sebut sebagai Pelatihan Kader Posyandu.
Kader Posyandu adalah kader kesehatan yang berasal dari warga setempat untuk membantu meningkatkan pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya. Oleh karena itu, keterampilan Kader Posyandu sangat penting mengingat Kader Posyandu bekerja pada sektor primer yakni kesehatan ibu, anak dan keluarga.
25 Kompetensi Kader Posyandu
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI) juga telah merilis 25 Kompetensi Kader Posyandu yang harus dikuasai oleh Kader Kesehatan sebagai berikut :
- Kompetensi Ibu Hamil dan Menyusui
- Kompetensi Bayi dan Balita
- Kompetensi Usia Sekolah dan Remaja
- Kompetensi Usia Produktif dan Lansia
- Kompetensi Pengelolaan Posyandu
Pelatihan kompetensi Kader Posyandu dilakukan oleh Ahli Gizi Puskesmas setempat yang berkoordinasi dengan pejabat daerah. Sehingga, kompetensi yang dimiliki akan sesuai dengan keilmuan medis.
Baca Juga : 13 Materi Pelatihan Kader Posyandu Balita, Resmi Kemenkes!
4 Contoh Kegiatan Pelatihan Kader Posyandu
kali ini, kami akan membahas 4 Contoh Pelatihan Posyandu yang dapat menjadi referensi peningkatan Kompetensi Kader Posyandu dalam Kompetensi Bayi dan Balita.
1. Sosialisasi Fungsi Buku KIA dan Informasi Apa Saja yang Dapat Didapatkan
Kementerian Kesehatan telah merilis Buku Kesehatan Ibu dan Anak untuk merangkum seluruh kebutuhan ibu hamil hingga anak usia balita. Informasi yang disajikan merupakan informasi preventif dan penanganan terhadap seluruh kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu hamil hingga anak usia 6 tahun.
Namun, belum banyak Ibu yang paham bahwa seluruh informasi dapat diakses dengan mudah di dalam buku KIA. Selain materi informatif, Buku KIA juga dapat digunakan sebagai medical history atau pencatatan medis. Pasalnya, dalam Buku KIA, ibu dapat mendata hasil screening kesehatan mulai hamil hingga melahirkan, menyusui dan sebagai database perkembangan anak.
2. Pelatihan ASI Ekslusif, PMT dan MPASI Berdasarkan Pangan Lokal
ASI Ekslusif adalah kesempatan Ibu untuk memberikan nutrisi terbaik bagi anaknya. Sayangnya, tidak semua Ibu dapat memberikan ASI selama 2 tahun karena berbagai faktor. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya nutrisi selama kehamilan hingga berbagai faktor eksternal lainnya seperti stress, tekanan keluarga hingga sosial dan ekonomi.
Oleh karena itu, support nutrisi dengan basis pangan lokal dapat menjadi solusi. Pangan lokal adalah pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat sesuai dengan potensi dan kearifan lokal. Selain lebih hemat, pengolahan pangan lokal dengan tepat dapat memberikan manfaat bagi ibu menyusui dan MPASI.
Berikut adalah list pangan lokal yang dapat dimanfaatkan :
- Ikan Gabus
- Daun Kelor
- Daun Katuk
- Pepaya Muda
- Jantung Pisang
- Beras Merah
- Bawang Putih
- Bayam
Sedangkan, berikut adalah list pangan lokal tinggi nutrisi yang baik untuk MPASI serta program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) :
- Daging
- Ikan Kembung
- Jagung
- Telur
- Bayam
- KacangHijau
- Tahu
3. Pelatihan Pemberian Porsi dan Tekstur MPASI
Tekstur MPASI (Makanan Pendamping ASI) berperan penting pada perkembangan motorik dan kognitif si kecil. Tidak semua Ibu memahami hal ini, sehingga Kader Posyandu perlu memiliki pengetahuan mengenai pentingnya naik tekstur pada MPASI dan pemberian porsi yang tepat pada MPASI. Selain perkembangan motorik dan kognitif, pemberian porsi MPASI yang tepat bertujuan untuk menjaga nutrisi pada si kecil.
4. Pelatihan Penggunaan Antropometri KIT dan Pendataan E-PPGBM
Antropometri KIT adalah serangkaian alat ukur yang wajib ada di Posyandu untuk mengukur seluruh pertumbuhan anak yang didasarkan pada tinggi badan,panjang badan, berat badan dan lingkar lengan atas dan kepala. KEMENKES telah melakukan pengadaan Antropmetri KIT di seluruh Indonesia demi menjaga akurasi data yang dihasilkan. Selain alat ukur yang berstandar, pelatihan penggunaan Antropometri Kit juga penting dilakukan agar tidak ada human error dalam pengukuran.
Selain penggunaan Antropometri KIT, Kader Posyandu juga perlu dilatih dalam pengumpulan database buku KIA dan hasil pengukuran Antropometri KIT dalam E-PPGBM. E-PPGBM adalah aplikasi pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat yang didasarkan pada pengukuran yang dilakukan di Posyandu. Data ini penting bagi pemerintah untuk penentuan bantuan bagi daerah dengan angka stunting yang tinggi.
Agar memudahkan kinerja di lapangan, Kader Posyandu dapat menggunakan Antropometri KIt yang telah dilengkapi dengan fitur bluetooth dan terhubung dengan EPPGBM KEMENKES.
Gunakan Antropometri KIT Berstandar KEMENKES dan Dilengkapi Bluetooth
PT. SOLO ABADI INDONESIA secara penuh mendukung kebijakan pemerintah untuk menurunkan angka stunting di Indonesia. Kami menyediakan berbagai Antropometri Kit dengan kualitas dalam negeri yang tidak perlu diragukan lagi.
METRISIS Antropometri KIT telah didistribusikan ke lebih dari 1000+ Posyandu di Indonesia dan dipercaya KEMENKES untuk mensupply kebutuhan Antropometri KIT.
Hubungi admin kami melalui WhatsApp. Ikuti update di website Solo Abadi, www.soloabadi.com untuk info mengenai Stunting.
Mari bersama-sama wujudkan #IndonesiaBebasStunting2024 dengan #SatuDesaSatuAntropometri
