4 Langkah Pemeriksaan Fisik, Prosedur dan Alat yang Dibutuhkan

Pemeriksaan Fisik (Head to Toe) ialah suatu prosedur medis yang perlu dilakukan untuk menegakan diagnosis mengenai penyakit yang diderita pasien. Terdapat 4 langkah pemeriksaan fisik yakni inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Berikut ini informasi lengkap mengenai 4 jenis pemeriksaan fisik, prosedur dan alat yang dibutuhkan, mari simak detailnya!

Apa Itu Pemeriksaan Fisik (Head to Toe) ?

Pemeriksaan Fisik (Head to Toe) adalah prosedural medis wajib yang dilakukan sebelum mendiagnosisi penyakit yang diderita pasien. Namun, sebelumnya tenaga kesehatan akan melakukan anamnesa. Anamnesa adalah wawancara singkat antara pasien/keluagra pasien dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya yang berwenang untuk memperoleh keterangan tentang keluhan dan riwayat penyakit yang diderita.

Selain itu, riwayat psikososial juga perlu dipertimbangankan sebelum melakukan pemeriksaan fisik (head to toe). Pengkajian psikososial adalah pengkajian yang menghubungkan antara kondisi sosial dengan kesehatan mental atau emosinya.

Lalu, apa saja 4 Langkah Pemeriksaan Fisik (Head to Toe) ?

1. Pertama, Langkah Inspeksi

Langkah Inspeksi yang digunakan untuk mengkaji medical records pasien

Pemeriksaan fisik pertama dilakukan melalui inpeksi. Inpeksi adalah melihat dan mengevaluasi pasien secara visual. Para ahli mengatakan bahwa cara ini adalah metode tertua dalam mengkaji pasien. Pemeriksaan fisik mengandalkan indera pengheliatan dan penciuman dengan tidak secara langsung (dengan bantuan alat).

Contoh prosedur inspeksi adalah untuk memperhatikan adanya pembengkakan, lesi, perubahan warna atau tanda-tanda patologis lainnya. Amati pula pernapasan, gerakan dada dan perut untuk menilai pola pernapasan dan kemungkinan adanya retraksi atau usaha pernapasan tambahan.

2. Prosedur Palpasi

Prosedur Palpasi

Palpasi adalah pemeriksaan dengan perabaan, sentuhan atau merasakan dengan rasa proprioseptif ujung jari atau tangan. Prosedur ini merupakan tahap kedua setelah inspeksi. Prosedur palpasi digunakan untuk menilai organ dalam rongga tubuh dan dapat dilakukan dengan satu atau dua tangan.

Contoh prosedur palpasi adalah sebagai berikut :

Jika Anda menggunakan dua tangan, tangan yang diatas menekan tangan yg dibawah 2-4 cm ke bawah dengan gerakan sirkuler. Diawal palpasi, gunakan palpasi ringan yang bersifat superfisial, lembut dan berguna untuk menilai lesi pada permukaan atau dalam otot. Bagian yang nyeri atau tidak nyaman akan selalu ada di palpasi terakhir.

3. Prosedur Perkusi

Prosedur Perkusi

Perkusi adalah prosedur ketiga pemeriksaan pasien dengan menepuk permukaan tubuh yang akan menghasilkan gelombang suara yang berjalan sepanjang 5-7 cm di bawahnya.

Berikut adalah contoh prosedur perskusi pada sendi interfalang distal atau jari tengah :

  • Pastikan jari tengah tangan kiri lurus kemudian dorong kebelakang
  • Tekankan sendi interfalang distal secara lekat pada bidang yang akan diperskusi
  • Posisi tangan kanan dekat dengan permukaan, dengan tangan membentuk lengkungan ke atas.
  • Jari tengah tangan kanan dimelengkung, rileks, dan siap untuk melakukan ketukan.
  • Gerakan dimulai dari pergelangan tangan.
  • Ketukan dilakukan dengan cepat dan tajam, sementara pergelangan tangan tetap santai.
  • Ketukan diarahkan pada sendi interfalang distal.
  • Tujuan gerakan ini adalah untuk mentransmisikan getaran melalui tulang-tulang sendi ke area yang diperkusi, sehingga menghasilkan suara.
  • Gunakan ujung jari untuk melakukan ketukan, dan pastikan kuku dipotong pendek untuk mencegah cedera.
  • Angkat jari dengan cepat setelah melakukan ketukan, agar tidak mengganggu getaran yang dihasilkan.

4. Prosedur Terakhir, Auskultasi

Prosedur Auskultasi

Prosedur pemeriksaan fisik yang terakhir adalah auskultasi. Auskultasi adalah keterampilan untuk mendengar suara tubuh pada paru-paru, jantung, pembuluh darah dan bagian dalam atau viscera abdomen. Meskipun secara umum, auskultasi dilakukan pada tahap akhir, namun pada abdomen, auskultasi dilakukan setelah inspeksi sebelum palpasi dan perskusi, agar suara usus tidak terganggu palpasi atau peskusi yang dilakukan.

Dalam auskultasi, suara-suar penting yang terdengar meliputi bunyi udara yang bergerak di paru-paru, suara yang dihasilkan oleh bagian dada dan organ perut, serta suara aliran darah melalui sistem pembuluh darah. Auskultasi biasanya dilakukan dengan menggunakan stetoskop.

Hal yang Perlu Diperhatikan Pada Pemeriksaan Fisik

Untuk memaksimalkan hasil pemeriksaan fisik pada pasien, hal utama yang perlu diperhatikan adalah kenyamanan pasien. Tingkat kenyamanan pasien salah satunya ditentukan pada sarana prasarana yang digunakan.

Alat utama dalam Pemeriksaan Fisik adalah Meja Periksa.

Meja Periksa dengan standar yang tepat, yakni standar Kementerian Kesehatan akan meningkatan tingkat kenayamanan pasien saat dilakukan pemeriksaan fisik. Terutama, pada bagian Head Rise atau tingkat kemiringan pada meja periksa.

METRISIS Meja Periksa Adjustable dengan Head Rise 0-70 Derajat

Head Rise atau Head Elevation adalah salah satu faktor penting yang perlu dicatat untuk desain meja periksa untuk menjaganya agar tetap ergonomis atau sesuai dengan dimensi tubuh manusia. Head Rise Meja Periksa Pasien idealnya memiliki head rise atau rentang ketinggian kepala pada rentang 0-70 derajat.

0-70 Derajat umumnya digunakan untuk memfasilitasi posisi semi terlentang atau semi duduk pada saat pemeriksaan fisik pasien. Ukuran ini adalah ukuran paling nyaman untuk pasien dengan masalah pernapasan atau penumonia atau gagal jantung kongestif, karena dapat meningkatkan ekspansi paru-paru.

Selain itu, Head Rise Meja Periksa METRISIS juga dapat disesuaikan dengan tingkat kenyamanan pasien. Sehingga meningkatkan kenyamanan pasien.

METRISIS Meja Periksa Pasien atau Examination Table didesain oleh teknisi yang telah berpengalaman. Mengigat METRISIS adalah satu satunya brand yang bergerak di bidang Antropometri atau pengukuran dimensi tubuh manusia untuk tujuan ergonomi. Sehingga, desain meja periksa METRISIS sesuai dengan arahan KEMENKES.

Dapatkan Meja Periksa untuk Pemeriksaan Fisik Pasien dan Set Pemeriksaan Lainnya di Solo Abadi

Untuk memaksimalkan pemeriksaan KIA dan KB, Puskesmas perlu memenuhi kebutuhan set pemeriksaan KIA dan KB. PT. SOLO ABADI INDONESIA secara penuh mendukung kebijakan pemerintah untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak serta stunting di Indonesia.

Kami telah dipercaya Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI) untuk mengirimkan ribuan paket ke lebih dari 1000 Posyandu di Indonesia. Kami menyediakan seluruh instrumen set Pemeriksaan KIA dan KB terlengkap di Indonesia dengan standarisasi KEMENKES dan dapat anda akses di E-KATALOG!

Hubungi admin kami melalui WhatsApp. Ikuti update di website Solo Abadi, www.soloabadi.com untuk info mengenai Stunting.

Facebook Comments
Bagikan!
WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Hallo, Ada yang bisa saya bantu?