Dana desa merupakan salah satu aset berharga untuk memajukan pembangunan di wilayah pedesaan. Dewasa kini, dana tersebut digunakan untuk berbagai bidang misalnya bidang Pembangunan, Pendidikan, hingga Kesehatan. Pada kesempatan kali ini, kami akan membahas mengenai dana desa untuk bidang Kesehatan, melihat masih banyaknya fasilitas kesehatan maupun posyandu yang benar-benar mampu mensejahterahkan kesehatan masyarakat.
Salah satu yang akan kami bahas di sini adalah terkait dengan isu Stunting yang berdampak ke remaja, Ibu Hamil hingga Anak. Dengan mendapat perhatian pemerintah terkait isu stunting, penggunaan dana desa yang tepat sasaran menjadi langkah krusial dalam menghadapi tantangan ini. Melalui artikel ini, kita akan membahas berbagai program dan inisiatif yang bisa dilakukan oleh pemerintah desa untuk mengatasi stunting. Mari kita simak bersama!
Masalah Kesehatan dan Stunting Menjadi Prioritas
Kondisi Stunting di Indonesia menunjukkan adanya masalah serius dalam pertumbuhan anak-anak, yang berdampak pada kesejahteraan ekonomi dan sosial masyarakat. Menurut model perhitungan UNICEF, WHO, dan World Bank, prevalensi Stunting di Indonesia pada tahun 2020 diperkirakan mencapai 31,8%, masuk dalam kategori kasus tinggi menurut WHO.
Namun, pada akhir tahun 2021, data dari Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan penurunan prevalensi Stunting menjadi 24,4%, menunjukkan peningkatan dari tahun 2019 yang 27,7%. Meskipun ada peningkatan, prevalensi Stunting di Indonesia masih di atas beberapa negara tetangga seperti Vietnam, Malaysia, Thailand, dan Singapura.
Ada variasi regional dalam prevalensi Stunting di Indonesia. Beberapa provinsi memiliki prevalensi Stunting yang tinggi, seperti Nusa Tenggara Timur (37,8%), Sulawesi Barat (33,8%), Aceh (33,2%), Nusa Tenggara Barat (31,4%), Sulawesi Tenggara (30,2%), dan Kalimantan Selatan (30,0%). Sementara itu, beberapa provinsi memiliki prevalensi Stunting yang rendah atau kurang dari 20%, seperti Bali (10,9%), DKI Jakarta (16,8%), Yogyakarta (17,3%), Kepulauan Riau (17,6%), Lampung (18,5%), dan Bangka Belitung (18,6%)
Baca Juga : Proyeksi Angka Prevalensi Stunting 2023 Menurut BKKBN, Update Terbaru!
Mengapa Stunting Harus Dijadikan Fokus Utama Dana Desa?
- Investasi Generasi Jangka Panjang
- Menangkal Siklus Generasi Miskin Berkepanjangan
- Peningkatan Daya Saing Wilayah dengan SDM berkualitas.
- Pengalihan Anggaran Kesehatan yang Efisien
- Implementasi Program yang Tepat Sasaran yaitu Stunting
- Menciptakan Masyarakat Sehat dan Produktif
Contoh Penggunaan Dana Desa yang Tepat Sasaran Untuk Stunting
1.Meningkatkan Akses ke Posyandu
Dana desa dapat difokuskan pada peningkatan jumlah posyandu di wilayah desa, terutama yang masih minim pelayanannya. Posyandu menjadi tempat strategis untuk memberikan informasi kesehatan, melakukan pemeriksaan kesehatan, dan memberikan program imunisasi kepada ibu dan anak. Langkah ini krusial dalam pencegahan stunting.
2. Pelatihan Gizi untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Penggunaan dana desa juga dapat dialokasikan untuk menyelenggarakan pelatihan gizi bagi ibu hamil dan ibu menyusui. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman mereka akan pentingnya asupan nutrisi yang cukup dan seimbang selama masa kehamilan dan menyusui. Hal ini sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal anak.
3. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Dana desa dapat dimanfaatkan untuk membeli makanan tambahan bergizi seperti susu, telur, dan buah-buahan yang kemudian dapat didistribusikan kepada balita di desa tersebut. Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap anak memiliki akses terhadap makanan bergizi yang mendukung pertumbuhan mereka dengan optimal.
4. Distribusi Vitamin A
Salah satu langkah efektif dalam mencegah stunting adalah dengan mendistribusikan vitamin A kepada ibu dan anak, terutama di daerah yang masih kurang terlayani. Vitamin A penting dalam meningkatkan sistem imun tubuh dan mendukung pertumbuhan serta perkembangan anak dengan optimal.
5. Peningkatan Akses Air Bersih
Dana desa juga dapat dipergunakan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih di desa. Hal ini sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit, termasuk yang berpotensi menyebabkan stunting pada anak-anak.
6. Peningkatan Fasilitas Sanitasi
Dana desa dapat dialokasikan untuk memperbaiki fasilitas sanitasi di desa, seperti toilet dan tempat pembuangan limbah yang bersih. Fasilitas sanitasi yang baik akan membantu mencegah penyebaran penyakit dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.
7. Program Pendidikan Kesehatan
Mengadakan program pendidikan kesehatan di sekolah-sekolah dan komunitas juga menjadi langkah penting dalam upaya pencegahan stunting. Program ini memberikan informasi yang lebih luas tentang pentingnya nutrisi, imunisasi, dan kesehatan anak secara menyeluruh.
8. Penguatan Tim Kesehatan Desa
Terakhir, pentingnya membangun tim kader kesehatan yang kuat dan tim medis desa yang kompeten juga harus menjadi fokus. Dana desa dapat digunakan untuk melatih, memperkuat, dan memperluas jangkauan kader kesehatan, sehingga mereka dapat lebih efektif dalam menangani kasus stunting di desa-desa.
Revitalisasi Posyandu dengan Alat Kesehatan Yang Lebih Tepat
Keberhasilan program stunting dengan penggunaan dana desa telah menjadi sorotan yang menggembirakan. Banyak desa yang telah berhasil mengurangi angka stunting dengan mengalokasikan dana secara tepat sasaran. Dengan pendekatan yang holistik, seperti penyediaan gizi yang baik, akses layanan kesehatan yang mudah, dan peningkatan pemahaman masyarakat akan pentingnya gizi seimbang, program ini memberikan dampak yang signifikan dalam mengatasi stunting pada balita di tingkat desa.
Salah satu kunci keberhasilan program ini adalah penggunaan alat kesehatan yang sesuai dengan ketentuan pemerintah. Melalui alat ukur yang tepat, tim kesehatan yang kuat, permasalahan warga akan lebih mudah teratasi dan terhandle dengan baik.
Paket Antropometri Kit Untuk Desa Sudah Menjadi Hal Wajib
Paket antropometri merupakan alat ukur untuk deteksi stunting, dengan cara mengukur berat badan dan juga tinggi badan. Antropometri kit terlengkap yang diproduksi oleh Solo Abadi. Kit ini tidak hanya memiliki kualitas tinggi namun juga telah terbukti efektif dalam pemantauan pertumbuhan anak. Hampir seluruh provinsi di Indonesia telah menggunakan kit ini untuk memantau pertumbuhan balita secara akurat, memungkinkan pengambilan keputusan yang tepat dalam penanganan kasus stunting.
Paket antropometri kit dari Solo Abadi terdiri dari 6 alat berikut yaitu
- Stadiometer atau Alat ukur tinggi badan
- Infantometer Board atau alat ukur panjang bayi
- Alat ukur pita LILA
- Timbangan Berat Badan Digital Bluetooth
- Timbangan digital bayi digital bluetooth
- Tas Antropometri KIT
Dengan kelengkapan antropometri kit ini program stunting di tingkat desa dapat lebih terarah dan memberikan hasil yang lebih optimal dalam meningkatkan kesehatan generasi penerus bangsa.
Dapatkan produk ini dengan menghubungi Whatsapp resmi kami atau cek E-Katalog kami.
Berikan yang terbaik untuk masyarakat!
Dibuat oleh : Dea Ayu Permata Sari (Komunikasi Terapan, Universitas Sebelas Maret)
Baca juga : 7 Prioritas Dana Desa Tahun 2024, Pemdes Wajib Tahu!