Cara Mudah Menghitung Skor RULA Pada Meja Kantor!

Menghitung skor RULA dan REBA adalah hal yang biasa dilakukan oleh menciptakan desain ergonomis. Dalam program studi teknik industri ataupun desain produk, menghitung skor RULA dan REBA adalah hal paling krusial. Aplikasi dari keilmuan ini dapat Sobad Solid lihat pada meja dan kursi kantor ergonomis. Oleh karena itu, kita akan membahas cara menghitung skor RULA pada meja kantor!

Apa Itu Skor RULA ?

RULA (Rapid Upper Limb Assesment) atau metode tes yang digunakan untuk menilai postur, aya dan gerakan yang berkaitan dengan penggunaan anggota tubuh atas. Analisis RULA dilakukan saat tubuh melakukan gerakan. Pergerakan setiap bagian tubuh ini memiliki nilai 1-7. Skor ini menunjukan level resiko tiap gerakan. Secara singkat, RULA menganalisis derajat pergerakan pada masing-masing anggota badan yang perlu dianalisis.

Cara menghitung Skor RULA

Bagaimana Cara Mengukur Skor RULA Pada Meja Kantor ?

Menghitung Skor RULA

Penggunaan Skor RULA didominasi oleh desain produk untuk memastikan setiap produk yang mereka produksi ergonomis. Oleh karena itu, metode ini digunakan untuk membentuk standard. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyesuaian antara aktivitas dengan instrumen yang kan dibuat.

Baca Juga :  Berapa Standard Meja dan Kursi Siswa Sekolah Dasar?

Dalam kasus ini, kita akan menganalisis pengukuran skor RULA pada meja kantor.

1. Analisis Posisi Lengan dan Tinggi Meja

Pertanyaan pertama yang seringkali digunakan adalah derajat pergerakan dari lengan dan tangan saat melakukan aktifitas mengetik atau menulis. Selain itu, posisi tangan dan gerakan tambahannya juga perlu diketahui.

Artinya, posisi lengan dan gerakan tangan ini perlu disesuaikan dengan tinggi dan lebar meja kerja. Selain itu, hand reach atau panjang tangan juga perlu diukur saat menganalisis RULA.

2. Analisis Penggunaan Otot Pada Tangan dan Pergelangan Tangan

Menghitung Skor RULA
Hasil pengukuran Postur Pergelangan Tangan dan Lengan

Gerakan repetitif yang biasa digunakan pada saat beraktivitas diatas meja juga perlu diperhatikan. Gerakan repetitif yang dimaksud adalah gerakan yang dilakukan berulang-ulang, seperti penggunaan mouse dan laptop atau personal computer.

Analisa ini juga mencakup beban yang ditopang oleh tangan dan pergelangan tangan saat beraktivitas. Artinya, pemilihan keyboard dan mouse juga perlu diperhatikan untuk membentuk posisi yang lebih ergonomis.

Nilai Pergelangan Tangan dan Lengan Tangan = Nilai Postur A + Nilai Otot + Beban
                                                                                                    = 2 + 1 + 0
                                                                                                    = 3      

Dari table tersebut dapat dideskripsikan bahwa sikap kerja pekerja yang berada dalam posisi duduk mencerminkan penilaian postur lengan atas sebesar 1, karena lengan atas bergerak ke depan dalam rentang 20-45 dan mendapat dukungan atau bersandar. Penilaian untuk lengan bawah adalah 2, karena lengan bawah berada dalam posisi 60-100 derejat dan lengan menyilang.

Pergelangan tangan mendapatkan penilaian 2 karena berada dalam posisi 0-15 derajat ke atas, dan kemudian mendapat penilaian 1 karena pergelangan tangan melakukan rotasi dari daerah tengah. Hasil penilaian dari observasi lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan, dan pergerakan pergelangan tangan selama bekerja dimasukkan ke dalam tabel nilai postur A sebagai 2, diikuti oleh 1 karena postur tersebut diulang sebanyak 4 kali per menit. Akhirnya, nilai yang didapat adalah 3 untuk pergelangan tangan dan lengan tangan

3. Nilai Leher, Batang Tubuh dan Kaki

Skor RULA
Nilai Leher, Batang Tubuh dan Kaki
Nilai Leher, Batang Tubuh, dan Kaki  = Nilai Postur B + Nilai Otot + Beban 
                                                                                  =  3+ 1 (postur statis >10 menit & repetisi) + 0 
                                                                                       (pengangkatan beban kurang dari 4.4 lbs) 
                                                                                  = 4

Posisi yang tidak kalah penting adalah analisis mengenai derajat pergerakan leher, batang tubuh dan kaki. Dalam gambar tersebut, Pekerja yang duduk menunjukkan postur leher mendapat nilai 1 karena posisi leher bergerak ke depan (0o-10o), batang tubuh mendapat nilai 2 karena condong ke depan (20-60 derajat), dan kaki mendapat nilai 1 karena didukung.

Baca Juga :  Metode REBA dan RULA, Memodifikasi Furnitur Agar Ergonomis 

Nilai-nilai ini, setelah dimasukkan ke dalam tabel postur B, memberikan total 4 karena postur statis lebih dari 10 menit. Hasil akhir dari pengamatan tersebut dimasukkan ke Tabel A.5, menghasilkan nilai RULA sebesar 4.

Menentukan Meja dan Kursi Kerja Ergonomis

Berdasarkan data yang telah dianalisis, maka dapat disimpulkan bahwa pekerja pada gambar diatas beresiko rendah terkena masalah pada otot dan persendian atau yang biasa kita kenal dengan musculosceletal disorder.

Namun, penyesuaian pilihan Meja dan Kursi sesuai dengan Antropometri pekerja tetap disarankan. Antropometri atau pengukuran dimensi tubuh manusia adalah metode mengukur beberapa bagian tubuh untuk menentukan standard pembuatan suatu produk.

Alat yang biasanya digunakan untuk mendesain Meja dan Kursi Kerja ergonomis adalah Kursi Antropometri dan METRISIS Anthropometry Portable Complete Set Series.

1. Kursi Antropometri

Kursi Antropometri adalah salah satu alat ukur dimensi tubuh manusia paling banyak digunakan oleh jurusan ilmu olahraga di Indonesia dan di India. 34 dimensi pengukuran yang dapat dilakukannya dalam 3 posisi pengukuran membuat alat ini banyak membantu menganalisis postur tubuh atlet.

2. Antropometri Portable Complete Set Series

Antropometri kit terdiri dari berbagai alat yaitu antropometer, small sliding spreading, large spreading calliper dan sliding calliper. Masing-masing memiliki fungsi untuk pengukuran yang detail. Antropometer lebih digunakan untuk pengukuran tubuh secara vertikal, small spreading dan large spreading digunakan untuk pengukuran tubuh yang sifatnya lengkungan/ lingkar, misalnya lingkar kepala, lingkar dada atau pun lingkar pinggang dan sebagainya. Sedangkan sliding calliper digunakan untuk pengukuran vertikal yang lingkupnya kecil, semisal panjang telapak tangan, panjang tangan dan lain-lain.

Beberapa keunggulan Portable Antropometri Kit sendiri adalah sebagai berikut :

  1. Produk dalam negeri dengan kualitas terbaik
  2. Terdiri dari empat alat yang sangat fungsional
  3. Aman dan Awet karena terbuat dari bahan stainless steel
  4. Mudah di bawa ke mana saja sebab bentuknya yang fleksibel
  5. Bisa digunakan untuk mengukur 100 dimensi tubuh manusia
  6. Dilengkapi dengan manual book dan kotak penyimpanan ekslusif

Dapatkan Alat Antropometri Untuk Desain Produk

Jika Anda tertarik dengan kedua instrumen tersebut silahkan hubungi admin@soloabadi.com atau hubungi WhatsApp kami di 08510888111 untuk mendapatkan penawaran dengan harga spesial

Facebook Comments
Bagikan!
WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Hallo, Ada yang bisa saya bantu?