Pengertian stunting banyak ditanyakan, pasalnya stunting ialah suatu isu kesehatan yang hingga hari ini masih jadi suatu prioritas kesehatan nasional Indonesia. Pemerintah tengah dikejar target untuk menurunkan prevalensi stunting hingga 14% di tahun 2024 kelak. Mulai dari sektor kesehatan, agama, privat sampai dengan masyarakat umum diminta untuk menaruh perhatian penuh pada upaya percepatan penurunan prevalensi stunting.
Kendati begitu, masih banyak orang awam yang asing dengan istilah stunting. Karenanya, dalam artikel ini akan diulas informasi lengkap terkait stunting dari mulai pengertian, penyebab hingga cara untuk mencegahnya.
Pengertian Stunting Menurut Kemenkes
Stunting atau yang dalam bahasa Inggris berarti kerdil didefinisikan oleh Kemenkes sebagai bentuk kegagalan pertumbuhan atau growth faltering. Terjadi dikarenakan akumulasi asupan nutrisi yang tidak cukup dalam waktu yang cukup lama hingga bayi berusia 24 bulan. Kondisi ini dapat menjadi semakin parah apabila kejar tumbuh atau catch up growth tidak memadai.
Adapun tolak ukur kondisi stunting didasarkan pada indeks PB/U atau TB/U yang mencerminkan tumbuhnya panjang badan atau tinggi badan sesuai dengan umurnya. Melalui indeks ini kondisi stunted yakni anak-anak yang pendek atau severely stunted yakni sangat pendek dapat diidentifikasi. Indeks tersebut membantu menilai kondisi stunting dari asupan gizi yang memengaruhi antropometri tubuh anak.
Lebih lanjut, Kemenkes juga menyebutkan bawa pengertian dari stunting merupakan keadaan malnutrisi. Malnutrisi ini berhubungan dengan ketidakcukupan zat gizi di masa lampau hingga termasuk dalam masalah gizi yang bersifat kronis.
Penyebab Stunting
Kondisi stunting sendiri tidak hanya dipengaruhi dari gizi saja namun memang asupan gizi memegang peran yang cukup besar. Berikut adalah sejumlah penyebab dari kondisi stunting yang perlu diperhatikan oleh orangtua, sebelum, saat, hingga sesudah menghadirkan anak ke dunia:
Kekurangan Gizi dalam Jangka Panjang
Seperti disebutkan, gizi menjadi kunci utama dalam persoalan stunting, jika gizi tak terpenuhi risiko anak terindikasi stunting besar. Jika sudah menyinggung masalah gizi, maka sektor lainnya juga akan ikut bergabung dalam pembahasan. Sektor seperti sosial, budaya sampai dengan ekonomi adalah bidang yang mempengaruhi asupan gizi ibu dan juga anak.
Utamanya dalam bidang ekonomi, adanya kemiskinan dapat menghambat asupan gizi pada ibu dan juga anak. Karenanya sebelum memutuskan untuk memiliki anak, faktor ekonomi perlu diperhatikan untuk mencegah kemungkinan anak terindikasi stunting.
Gizi dan asupan nutrisi yang tak terpenuhi sejak sebelum ibu hamil dan melahirkan adalah hal yang menyebabkan kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Adapun nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang optimal antara lain protein, zat besi, vitamin A, vitamin D, vitamin B12, dan juga asam folat.
Kondisi Mental dan Hipertensi pada Ibu
Kondisi ibu juga merupakan salah satu yang mempengaruhi kesehatan buah hati. Lantaran nutrisi yang dikonsumsi oleh ibu adalah sumber gizi anak pada saat masih di dalam kandungan. Ibu dengan gangguan mental seperti depresi dan juga kecemasan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Ibu dengan kondisi seperti ini cenderung tidak memperhatikan dirinya dengan baik, yang juga berimbas pada kondisi anak ketika dalam kandungan, bahkan saat sudah dilahirkan. Inilah faktor yang dapat meningkatkan risiko anak terkena stunting.
Karenanya penting selalu menjaga kesehatan ibu hamil baik secara jasmani maupun rohani.
Sanitasi yang Buruk
Penyebab stunting selanjutnya disebabkan oleh faktor lingkungan dengan sanitasi yang buruk. Sanitasi atau kebersihan yang tidak dijaga dengan baik dapat menyebabkan berbagai macam infeksi dan juga penyakit. Inilah yang kemudian menghambat pertumbuhan serta perkembangan dari anak. Sebagai contoh, saat anak terus menerus terpapar kotoran dan juga air yang sudah tercemar, tubuh mereka akan rentan terjangkit infeksi serta penyakit karena sistem imunitas tubuh tak bekerja secara maksimal.
Pola Asuh Kurang Efektif
Pola asuh yang kurang efektif juga dapat mempengaruhi kondisi kesehatan anak bahkan dapat meningkatkan risiko stunting. Pola asuh yang disoroti disini berkenaan dengan asupan nutrisi yang diberikan oleh orang tua untuk anak. Kurangnya pengetahuan ibu terhadap konsep gizi sebelum, saat hingga setelah melahirkan dapat meningkatkan risiko stunting.
Cara Mencegah Agar Anak Terhindar dari Stunting
Untuk mencegah agar anak terhindar dari risiko stunting perlu dilakukan persiapan sejak awal. Berikut adalah hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencegah stunting pada anak berdasarkan periodenya:
1. Saat Remaja Putri
Langkah awal pencegahan stunting dimulai sejak ibu masih dalam masa remaja. Pasalnya asupan nutrisi, hingga kondisi kesehatan remaja putri sangat memengaruhi kondisi anaknya di masa depan. Hal yang perlu dilakukan dalam rangka pencegahan dini stunting adalah dengan skrining anemia atau darah rendah.
Apabila terdeteksi bahwa remaja mengalami anemia, maka perlu ditanggulangi dengan menyarankan konsumsi tablet penambah darah. Adapun penyakit anemia yang diderita remaja turut disertai berbagai masalah kesehatan, antara lain penurunan imunitas, penurunan konsentrasi, dan tidak bugar. Anemia bahkan dapat memperbesar risiko kematian saat ibu melahirkan, bayi lahir prematur bahkan berat badan bayi yang dilahirkan cenderung rendah.
2. Saat Masa Kehamilan
Untuk mencegah adanya risiko stunting ibu hamil dianjurkan untuk teratur memeriksakan kehamilannya minimal 6 kali meliputi dua kali pemantauan janin menggunakan USG. Adapun ibu hamil perlu memenuhi asupan nutrisi yang baik saat masa kehamilan. Asupan tersebut dapat terpenuhi melalui makanan sehat serta mineral meliputi zat besi, asam folat hingga yodium.
3. Anak Usia Balita
Segera setelah anak lahir, ibu perlu menerapkan Inisiasi Menyusui Dini atau IMD. IMD sendiri merupakan praktik pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi sesegera mungkin setelah lahir, dalam kurun waktu satu jam pertama setelah kelahiran. Praktik ini penting dilakukan untuk membantu memancing produksi ASI pertama kali dan membantu bayi untuk mulai menyusui dengan baik.
Lebih lanjut, ibu perlu mengupayakan program ASI ekslusif setidaknya hingga anak berusia 6 bulan sebelum kemudian diteruskan dengan MP ASI yang sehat dan bergizi.
Seiring pertumbuhan bayi, mereka juga membutuhkan imunisasi rutin sebagaimana diarahkan oleh pemerintah. Langkah ini dilakukan untuk melindungi anak dari berbagai kemungkinan penyakit. Ibu dan Ayah juga perlu memastikan bahwa gaya hidup yang dihadirkan untuk buah hati merupakan gaya hidup yang bersih dan juga sehat. Perhatikan air yang diminum merupakan air bersih, dengan sistem sanitasi rumah yang sehat.
Langkah selanjutnya adalah dengan memantau tumbuh kembang anak untuk menghindari weight faltering atau gagal tumbuh. Adapun pemantauan pertumbuhan anak dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur antropometri yang akurat secara rutin di Posyandu.
Alat Ukur Antropometri Terakurat untuk Deteksi Stunting Sejak Dini
Antropometri Kit – SK 17 produksi PT Solo Abadi Indonesia adalah paket alat ukur antropometri untuk mendeteksi stunting sejak anak usia batita. Paket ini terdiri dari Stadiometer Portable, Infantometer Board, Timbangan Dewasa Digital, Timbangan Bayi Digital, Pita LILA dan juga Tas Antropometri. Spesifikasi dari antropometri Kit – SK 17 telah disesuaikan dengan KMK HK 01.07/MENKES/1919/2022 mengenai spesifikasi lengkap paket antropometri kit. Timbangan Bayi dan juga Timbangan Dewasa Digital dari Solo Abadi telah terrhubung dengan aplikasi MetrisisApp yang dapat diunduh di Google Play Store.
Kontak Kami untuk Pemesanan Produk Antropometri
Dapatkan dan pesan alat ukur antropometri dengan harga terbaik dari Solo Abadi dengan mengisi ask for price yang tersedia. Anda juga dapat terhubung secara langsung melalui WhatsApp, kami siap untuk menghubungi anda segera.