Surakarta, PT Solo Abadi Indonesia — Kamis (16/6/2022) PT Solo Abadi Indonesia berkesempatan kembali menggelar acara bincang tentang stunting dengan mengangkat tema “Anak Aktif Belum Tentu Bebas Stunting“. Acara ini turut menghadirkan pakar kesehatan yaitu dokter spesialis anak, Dr. Fatimah Hidayati, Sp. A, CIMI yang disiarkan secara langsung melalui Instagram Live di akun @stuntingkit dan @dr.fatimahhidayati.

Acara yang dipandu oleh Jurnalis Solo Abadi, Aisyah Yuri Oktavania ini berlangsung selama satu jam dimulai pada pukul 12.00-13.00 WIB. Acara ini turut diramaikan dengan peserta yang mengikuti live instagram ini, dan banyak yang mengajukan pertanyaan kepada Dr. Fatimah, khususnya para ibu-ibu yang sudah memiliki anak.
Dr. Fathimah sendiri merupakan dokter spesialis anak di RSUP Fatmawati, Jakarta. Ia juga seorang influencer kesehatan di Instagram dengan banyak pengikut.
Baca Juga: Undang Duta Genre Jawa Tengah 2022, Solo Abadi Bincang Tentang Stunting Bersama Putri Amaranggana
Kapan Anak Mengalami Growth Faltering?
Dr. Fatimah menjelaskan tentang pertumbuhan anak dapat dipantau dengan kecepatan tumbuh. Untuk rentang normal pertumbuhan dimulai dari persentil 3-97 cm. Atau idealnya mengalami kenaikan setiap 3 bulan pertama yaitu 7,5 – 900 gr. Namun, apabila kenaikan pertumbuhannya kurang dari persentil 25 cm artinya anak mengalami perlambatan pertumbuhan.

“Pada kurva growth failure city yaitu kecepatan tumbuh berat badan untuk bayi idealnya naik 7,5 – 900 gr dalam sebulan. Kalau memang naiknya untuk bayi laki-laki kalau kurang 490 gram itu artinya kurang baik. Kalau naiknya 600 gram itu normal, tetapi itu rentang bawah dan perlu kita waspadai, “ ujar Dr. Fatimah.
“Sementara untuk tinggi badan terdapat rentang pada kurva growth failure city sendiri. Untuk bayi 0-3 bulan naik 7,5-900 gr. Bayi 6 bulan akan naik 600 gr. Bayi 6-9 bulan naik kurang dari 450 gram. Bayi 9-12 bulan naik 250 gr per bulan. Untuk bayi di atas 1 tahun akan mengalami kenaikan kurang lebih 1,5-2,5 kg dalam setahun. Pemantaunnya dilakukan 3 bulan untuk bayi di atas 1 tahun,” tambahnya.
Apabila angka pertumbuhan anak di bawah rentang ideal disebut dengan kekurangan pertumbuhan atau growth falltering atau pertumbuhan melandai. Jika growth falltering tidak segera diatasi akan beresiko stunting atau perawakan pendek akibat kekurang gizi yang kronik.
Faktor-Faktor Penyebab Stunting
Dr. Fatimah mengungkapkan bahwa stunting atau perawakan pendek itu banyak faktor penyebabnya. Untuk mengetahui risiko stunting ini dapat dilihat melalui kurva tinggi badan berdasarkan usia dan jenis kelamin.
“Apabila tinggi badan anak pendek di bawah minus 2 cm deviasi dapat diketahui melalui garis kurva dengan warna hijau, kuning, dan merah. Kalau di bawah warna kuning dengan angka minus 2, kita katakan perawakan pendek. Kalau di bawah minus 3 artinya sangat pendek,” kata Dr. Fatimah.

Penyebab stunting ada banyak faktornya. Sebelumnya dapat dilihat melalui proporsi tubuh. Ada yang normal atau Constitutional Delay of Growth and Puberly (CDGP) pada waktu kecil memang perawakannya pendek, tetapi pada saat masa pubertas langsung tinggi. Hal ini bisa juga faktor riwayat orang tua. Namun ada juga kelainan genetika atau syndrom-syndrom tertentu akibatnya kekurangan gizi atau gizi buruk.
Dr. Fatimah juga menjelaskan faktor-faktor apa saja penyebab stunting. Pertama, kurangnya nutrisi pada masa 1000 hari pertama kehidupan (HPK) pada masa kehamilan. Apabila ibunya kurang zat besi dan asam folat akan berakibat anaknya juga kekurangan gizi untuk menjadi stunting. Kedua, kurangnya pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan. Ketiga, pemberian MPASI yang kurang tepat. Keempat, penyerapan nutrisi yang terhambat atau terdapat masalah infeksi seperti alergi, tuberculosis, saluran kencing, cacingan, dan lain-lain. Hal ini berkaitan dengan pola hidup sehat. Untuk mencegah infeksi harus dilakukan imunisasi dan vaksinasi.
Baca Juga: Angka Stunting di Solo Tinggi, Solo Abadi Canangkan Sosialisasi Stunting dan Hibah Paket Antropometri Kit
Cegah Stunting Di Masa 1000 Hari Pertama Kehidupan!
Dr. Fatimah juga menjelaskan bahwa stunting ini dapat kita kejar atau kita perbaiki pada usia 2 tahun, dengan perbaikan dan pemberian nutrisi yang tepat. Tetapi setelah 2 tahun kita tidak intervensi stunting ini, maka akan menetap dan susah untuk pencegahannya. Sebelum itu terjadi, maka kita harus sebisa mungkin kita cegah stunting sejak dini.
“Jangan khawatir untuk moms, tumbuh kembang anaknya kita ketahui dengan mengukur dan memantau pertumbuhannya. Harus benar kita ukur dan pantau berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala. Hal ini mempengaruhi pertumbuhan ke depannya, “ tutup Dr. Fatimah di akhir acara.
Baca Juga: Kolaborasi Dalam Edukasi, Solo Abadi Bincang Stunting Bersama Dr. Ria Yoanita, Sp.A
Tentang PT Solo Abadi Indonesia
PT Solo Abadi Indonesia adalah produsen alat ukur antropometri terbesar di Indonesia. Dipersembahkan oleh talenta terbaik negeri dalam proses pengembangan hingga produksinya, PT Solo Abadi Indonesia telah mengantongi ijin edar alat kesehatan dalam negeri (AKD) dan memiliki sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dengan nilai yang tinggi. PT Solo Abadi Indonesia juga telah dipercaya Kementerian Kesehatan dalam Pilot Project Antropometri dengan mendistribusikan Stadiometer Portable ke 14 Kabupaten di Indonesia.
Untuk informasi lebih lanjut hubungi kami di admin@soloabadi.com atau melalui WhatsApp.