Surakarta, PT Solo Abadi Indonesia — Selasa (22/3/2022) PT Solo Abadi Indonesia berkesempatan untuk berkonsultasi dan berbincang langsung dengan salah satu fasilitator Pilot Project, dr. Neti Nuraini, Sp.A(K), M.Kes. Tim dari Solo Abadi yaitu Sigit Dwi Prasetyo dan Hanif Bramasta Ibrahim dari kota Surakarta langsung melaju ke kediamannya di Sleman, Yogyakarta.
Pertemuan ini membahas tentang stadiometer portable yang diproduksi oleh PT Solo Abadi Indonesia yang sebelumnya terjadi selisih pengukuran pada saat dr. Neti Nurani mencoba mengukur di RSUP Dr. Sardjito, Sleman, Yogyakarta. Setelah mendapat kabar tersebut, tim dari Solo Abadi langsung menyambangi dr. Neti Nurani untuk crosscheck atau memeriksa kembali penyebab selisih pengukuran pada alat stadiometer portable.
“Kemarin saya coba mengukur sendiri dengan alat ukur SECA, karena sampai saat ini yang kita pakai sebagai standar pengukuran kan ya SECA itu. Hasilnya kok selisih sampe 2 cm-an. Saya bingung kenapa kok selisihnya jauh dengan SECA itu. Apa salah pemasangan apa bagaimana, pikir saya begitu.” Ujar dr. Neti Nurani saat menjelaskan permasalahan selisih pengukuran dari stadiometer portable.
Untuk menangani hal tersebut, Sigit Dwi Prasetyo langsung melakukan uji pengukuran stadiometer portable dengan penggaris terlebih dahulu sebelum melakukan pengukuran pada manusia. Uji pengukuran ini dilakukan dengan tiga alat sebagai pembandingnya. Setelah dibandingkan, hasil pengukuran tetap mendapat angka yang sama sehingga tidak ada selisih angka yang kurang maupun lebih.
Setelah didapati hasil pengukuran yang sama, dr. Neti Nurani mengklaim bahwa sebelumnya pengukuran stadiometer portable tidak dicoba dengan benda mati terlebih dahulu sehingga hasil pengukurannya berbeda. “Kemarin di RSUP dr. Sardjito kita tidak mengukur dengan penggaris terlebih dahulu. Pikir saya karena sudah dikalibrasi tidak ada masalah…dah percaya.” Ungkapnya.
Stadiometer portable ini nantinya akan digunakan dalam Pilot Project atau proyek percontohan Kementerian Kesehatan dalam penanganan stunting di Indonesia. Program yang diketuai oleh Prof. Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif, Sp.A(K) ini memiliki 14 fasilitator yang memegang 14 kabupaten. Salah satu fasilitator yaitu dr. Neti Nuraini, doktor spesialis anak konsultan yang memegang Kabupaten Sragen.
dr. Neti Nurani juga memberikan apresiasi terhadap produk stadiometer portable. “Dari segi pemasangan gampang, segi ketahanan produknya juga cukup bagus, kuat, dan kokoh. Namun, agak berat ya produknya.” Katanya.
Pilot Projet ini sudah dimulai pada 1 Maret 2022 dan akan berlangsung selama 6 bulan ke depan. Apabila program ini berhasil nantinya akan dijadikan sebagai program nasional setiap tahun. Solo Abadi adalah satu-satunya produsen antropometri yang terpilih dalam program Pilot Project.
Sampai saat ini, masih banyak kebutuhan antropometri kit di posyandu yang belum terpenuhi. Hal ini bisa menjadi kesempatan bagi Solo Abadi untuk andil dalam program ini dan menyukseskan program pengentasan stunting di Indonesia.
Baca artikel selanjutnya Kemenkes RI tunjuk Solo Abadi Selaku Penyedia Stadiometer dalam Pilot Project Antropometri di 14 Kabupaten di Indonesia.
Tentang PT Solo Abadi Indonesia
PT Solo Abadi Indonesia adalah perusahaan yang berlokasi di Surakarta, Jawa Tengah. Bergerak di bidang manufaktur dan merupakan produsen alat ukur terbesar di Indonesia yang berdiri sejak 2005. Produk Antropometri Solo Abadi yakni kursi antropometri dan antropometri portabel dapat diaplikasikan di berbagai bidang ilmu seperti kesehatan, antropologi, olahraga, forensik, teknik industri, desain produk, akademi, hingga militer. Solo Abadi turut mendukung pencegahan stunting sejak dini dengan menyediakan produk stunting kit untuk memantau tumbuh kembang bayi, salah satu produk bagian dari upaya pencegahan stunting adalah infantometer board untuk mengukur bayi usia 0 hingga 2 tahun.
Untuk informasi lebih lanjut hubungi email kami di admin@soloabadi.com atau melalui WhatsApp di 08510888111