Salah satu fungsi rancangan tempat kerja adalah membuat kenyamanan bagi penggunanya. Contohnya dalam perancangan tinggi permukaan kerja. Di mana posisi kerja dengan duduk akan berbeda dengan posisi kerja berdiri. Begitupun dengan kerja yang memerlukan pengerahan tenaga yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan pekerjaan yang memerlukan ketelitian.
Salah satu posisi kerja dengan penggunaan tinggi permukaan kerja adalah meja kerja. Permukaan meja kerja yang terlalu tinggi akan membuat mudah lelah terutama pada tubuh bagian otot bahu. Hal ini karena bekerja dengan mengangkat bahu. Namun sebaliknya jika permukaan meja terlalu rendah, badan akan membungkuk sehingga akan mengakibatkan kelelahan pada tulang punggung dan leher.
Untuk itu permukaan meja untuk kerja harus disesuaiakan dengan prinsip ergonomis dan jenis pekerjaan. Selain itu, rancangan permukaan tempat kerja juga harus diperhatikan dan dipengaruhi oleh dimensi tubuh penggunanya. Mengapa demikian? Simak ulasan dalam artikel singkat ini.
Menentukan Tinggi Permukaan Sistem Kerja
Penentuan rancangan permukaan tempat kerja dipengaruhi oleh dimensi tubuh pengguna, khususnya ukuran tinggi badan. Perancangan populasi juga dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin (pria atau wanita). Berikut rekomendasi ketinggian permukaan tempat kerja untuk operator berdiri.
- Kerja teliti, laki-laki: 109-119, perempuan: 103-113
- Kerja ringan, laki-laki: 99-109, perempuan: 87-98
- Kerja berat, laki-laki: 85-101, perempuan: 78-94
Sementara, menurut Grandjean (1993) merekomendasikan ketinggian permukaan tempat kerja dengan rata-rata tinggi siku adalah 105 cm untuk laki-laki dan 98 cm untuk perempuan. Ketinggian permukaan meja kerja sekitar 95-100 cm untuk laki-laki dan 88-93 cm untuk perempuan.
Hal ini dikarenakan permukaan tempat kerja untuk posisi duduk memiliki pertimbangan yang agak rumit sehingga diperlukan kesesuaian antara tinggi permukaan tempat kerja dengan tinggi kursi yang digunakan. Permukaan meja yang pendek akan mengakibatkan ruang gerak tungkai akan terganggu, di mana jarak antara lutut bagian atas dan permukaan bagian bawah meja akan berhimpit.
Untuk itu direkomendasikan menggunakan persentil besar yaitu persentil ke 90 sampai 99 dari tinggi lutut dengan menambahkan kelonggaran yang diperlukan. Juga ditentukan sudut kemiringan permukaan meja kerja berkisar 5 derajat sampai 15 derajat sesuai dengan kebutuhan. Kemiringan permukaan meja dapat memberikan kenyamanan penggunanya dalam beraktivitas karena tidak mengangkat bahu.
Kursi Antropometri Sebagai Pengukuran Ergonomis Tinggi Permukaan Kerja
Dalam menentukan tinggi permukaan kerja diperlukan alat pengukuran yang akurat untuk mendapatkan data ukuran yang disesuaiakan antara rancangan dengan kenyamanan ergonomis. Data pengukuran tubuh manusia dapat dijangkau dengan satu alat menggunakan kursi antropometri. Kursi antropometri merupakan pengukuran yang dapat dilakukan dengan posisi berdiri, duduk, maupun pengukuran area wajah. Kursi antropometri dapat menjangkau 34 pengukuran dimensi tubuh manusia sekaligus.
PT Solo Abadi Indonesia merupakan produsen alat antropometri terbesar di Indonesia yang memproduksi kursi antropometri. Kursi antropometri dari PT Solo Abadi Indonesia memiliki kelebihan dan keunggulan di antaranya:
- Alat yang akurat dan aman dalam pengukuran
- Efektif dan efisien dalam waktu pengukuran
- Dapat mengoptimalisasi SDM karena pengukuran dapat dilakukan dengan dua orang saja
- Meminimalisir kekeliruan data dalam pengukuran
Segera lakukan penawaran untuk mendapatkan kursi antropometri yang berkualitas dari PT Solo Abadi Indonesia. Anda bisa langsung mengisi ASK FOR PRICE atau bisa langsung menghubungi kami di nomor WhatsApp. Anda juga bisa mengunjungi kami di Instagram dan Facebook. Untuk video kursi antropometri lebih lengkap bisa langsung ke akun YouTube kami.
Baca artikel selanjutnya.