Surakarta, PT SOLO ABADI INDONESIA – Pada Rabu (09/02/2022) Dian Untoro selaku owner Solo Abadi berkesempatan untuk menjadi narasumber dalam agenda Talkshow Virtual “Menjawab Tantangan Gizi Nasional 2022” terutama mengenai stunting di Indonesia yang disiarkan melalui kanal Youtube Solopos TV pada pukul 14.00 WIB. Agenda ini turut menghadirkan empat narasumber lain yakni Kepala BKKBN Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), Rektor ITS PKU Muhammadiyah Surakarta Weni Hastuti, S.Kep., M.Kes., PhD., Anggota Pokja 4 TP-PKK Jateng Rinaningsih SKM., M.Si., dan Ketua TP-PKK Wonogiri Verawati Joko Sutopo.
Talkshow Virtual yang disaksikan hingga dua ribu pengguna Youtube tersebut membedah bagaimana stakeholder menjawab tantangan persoalan gizi nasional pada 2022 dipandu oleh Ika Wibowo selaku penyiar Solopos FM. Sehingga melibatkan tak hanya satu sudut pandang namun lima sudut pandang ahli dengan berbagai latar belakang.
Kondisi Stunting di Indonesia
Diskusi dibuka dengan jawaban dari dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) atau yang akrab disapa dokter Hasto mengenai persoalan gizi di Indonesia terutama stunting. Angka prevalensi stunting terkini di Indonesia mencapai 24.4% yang berarti di setiap 100 anak terdapat 24 yang terindikasi stunting. Angka ini berada di bawah toleransi dari WHO yakni 20%, maka itu diperlukan perhatian serius dan sinergi dari berbagai sektor.
Lebih lanjut dokter Hasto juga menjelaskan tentang proses terjadinya kondisi stunting, berawal dari kondisi ibu yang tidak prima, kondisi seperti defisiensi vitamin D menyebabkan plasenta bayi tipis sehingga bayi tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup di dalam kandungan.
“Stunting itu hanya yang kasat mata saja, dibalik stunting itu masih banyak masalah. Inilah yang menyebabkan masalah serius” jelas beliau
Stunting Tanggung Jawab Berbagai Komponen dan Stakeholder
Berkesinambungan dengan penjelasan dokter Hasto Rektor ITS PKU Muhammadiyah Surakarta Ibu Weni menjelaskan bahwa kondisi ini kemudian menjadi tanggung jawab dari berbagai stakeholder dan komponen masyarakat. Salah satu kendala terbesar adalah adanya kekurangan edukasi di masyarakat mengenai pemenuhan gizi. Hal inilah yang kemudian menjadi tugas kita bersama untuk mengantisipasi kondisi seperti ibu hamil Anemia maupun kekurangan energi kronis.
“Peningkatan angka kejadian stunting ini lebih banyak disebabkan karena Anemia pada remaja putri” ungkap sosok lulusan S2 UGM tersebut
Lebih lanjut, Ibu Rinaningsih SKM., M.Si mewakili Pembinaan Kesejahteraan Keluarga atau PKK menjelaskan peran mereka. PKK senantiasa berupaya untuk bisa mendaratkan program yang ada ke tatanan masyarakat. Mengawal ibu hamil dengan perencanaan yang sehat.
“Kita di Jawa Tengah ada untuk ibu hamil itu ‘Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng’… Pak Ganjar sudah mencanangkan program tersebut (tahun) 2018, itu peran kita PKK bagaimana mendaratkan program” jelas anggota Pokja 4 TP-PKK Jawa Tengah tersebut
Diskusi dilanjutkan dengan penjelasan Ibu Vera selaku Ketua PKK Wonogiri mengenai kondisi stunting di Wonogiri. Beliau turut menyinggung bahwa stunting tidak hanya masalah kesehatan namun juga kemanusiaan dan kemiskinan.
“Faktor kemiskinan ini memenginisiasi munculnya faktor-faktor lain penyebab stunting…kita mulai merangkul sosialisasi stunting tak hanya kepada ibu-ibu tetapi juga pada karang taruna sebagai calon ibu dan calon bapak” tutur beliau
Peran Swasta dalam Menghadapi Kondisi Stunting
Stunting memang tanggungjawab multisektoral, sehingga dalam misi pencegahan dan penurunan prevalensi stunting dibutuhkan peran berbagai komponen. Tak terkecuali peran serta pihak swasta ataupun industri. Dian Untoro selaku owner Solo Abadi mengungkapkan bahwa Solo Abadi yang memiliki latar belakang industri manufaktur mencoba menyukseskan misi pencegahan stunting ini sesuai dengan lini dan fokus dari Solo Abadi yakni produsen alat ukur. Kami menyediakan alat ukur dengan semangat untuk mempersenjatai garda terdepan penurunan prevalensi stunting di Indonesia demi tercapainya Generasi Indonesia Emas tahun 2045 mendatang.
“2 tahun terakhir ini kami masif membuat alat-alat yang nanti bisa support programnya pemerintah…Kami disini melihat (sesuai dengan background kami) stunting itu yang bisa diukur kan lingkar kepala, panjang badan, dan juga tinggi tubuh ataupun berat badan. Kita create alat yang nantinya bisa untuk mempersenjatai tim posyandu, agar alatnya bener-bener proper (presisi dan akurat)” ujar beliau
Solo Abadi bersyukur dapat turut serta menjawab tantangan gizi nasional di tahun 2022. Kami berharap dapat terus menyukseskan misi nasional untuk memerangi stunting dan permasalahan gizi lainnya sesuai dengan peran kami. Selalu ingat bahwa Cegah Stunting Itu Penting!
Diskusi berlangsung lancar tanpa kendala berarti dan dirampungkan pada pukul 15.30 WIB. Diskusi ditutup dengan closing statement dari masing-masing narasumber.
Saksikan Talkshow Virtual selengkapnya disini :
Solo Abadi Kreatif Bekerja Ikhlas Melayani
Tentang PT Solo Abadi Indonesia
PT Solo Abadi Indonesia adalah perusahaan yang berlokasi di Surakarta, Jawa Tengah. Bergerak di bidang manufaktur dan merupakan produsen alat ukur terbesar di Indonesia yang berdiri sejak 2005. Produk Antropometri Solo Abadi yakni kursi antropometri dan antropometri portabel dapat diaplikasikan di berbagai bidang ilmu seperti kesehatan, antropologi, olahraga, forensik, teknik industri, desain produk, akademi, hingga militer. Solo Abadi turut mendukung pencegahan stunting sejak dini dengan menyediakan produk stunting kit untuk memantau tumbuh kembang bayi, salah satu produk bagian dari upaya pencegahan stunting adalah infantometer board untuk mengukur bayi usia 0 hingga 2 tahun.
Untuk informasi lebih lanjut hubungi email kami di admin@soloabadi.com atau melalui WhatsApp di 08510888111
Jurnalis : Aisyah Yuri Oktavania