5 Ide Proker KKN Kesehatan yang Berdampak dan Contohnya, Lengkap!

Proker KKN Kesehatan biasanya hanya berkisar pada penyuluhan hidup sehat atau GERMAS. Namun, kegiatan ini tidak dapat berdampak secara langsung dan berkelanjutan. Di sisi lain, KKN merupakan sebuah tanggung jawab sosial yang sifatnya seharusnya memberdayakan secara berkelanjutan, bukan hanya penggugur kewajiban. Sehingga, kami telah merangkum 5 Program KKN Kesehatan yang berdampak beserta contohnya!

Mengenal Permasalahan Kesehatan di Masyarakat

Permasalahan Kesehatan di Masyarakat berkutat pada Penyakit Tidak Menular (PTM). Penyakit Tidak Menular adalah penyakit-penyakit yang tidak ditularkan melalui kontak langsung maupun tidak langsung. Contoh dari PTM adalah penyakit diabetes, masalah jantung dan pembuluh darah hingga kanker dan gangguan pernapasan.

Faktor risiko dari PTM adalah gaya hidup yang tidak sehat. PTM dapat menjangkit berbagai kalangan klaster kesehatan di masyarakat. Termasuk, Kesehatan Ibu dan Anak atau yang biasanya disebut sebagai KIA. Pelayanan KIA di masyarakat berkutat pada Posyandu, Polindes dan Puskesmas. Saat ini, terdapat pelayanan yang disebut sebagai Posyandu Prima.

Posyandu Prima adalah gabungan pelayanan kesehatan di Puskesdes, Posyandu dan Polindes di Desa. Posyandu Prima dapat melayani berbagai permasalahan kesehatan untuk semua klaster kesehatan seperti Ibu dan Anak, Remaja, Dewasa hingga lansia.

5 Proker KKN Kesehatan yang Berdampak Panjang dan Contohnya

KKN adalah sebuah luaran produk dari universitas yang bertanggung jawab untuk memberikan dampak secara sosial dan ekonomi di masyarakat sekitar. Termasuk dalam bidang kesehatan. Mengingat, Kesehatan adalah pelayanan dasar yang wajib dipenuhi oleh Pemerintah Indonesia.

Oleh karena itu, perlu program KKN kesehatan yang berdampak panjang beserta contohnya!

1. Proker KKN Pembentukan dan Pembekalan Kader Kesehatan

Proker KKN

Pembentukan dan pembekalan kader kesehatan di masyarakat merupakan upaya strategis dalam memperkuat sistem kesehatan di tingkat lokal. Kader kesehatan adalah individu-individu yang dipilih dari komunitas setempat untuk berperan sebagai perpanjangan tangan tenaga kesehatan profesional. Mereka dilatih untuk memberikan edukasi kesehatan, memfasilitasi akses ke layanan kesehatan, dan mempromosikan praktik-praktik hidup sehat di antara warga masyarakat.

  • Pelatihan Dasar: Memberikan pelatihan dasar mengenai isu-isu kesehatan umum, seperti pencegahan penyakit menular, gizi, kebersihan, dan kesehatan ibu dan anak.
  • Pelatihan Lanjutan: Pelatihan yang lebih spesifik dan mendalam sesuai dengan kebutuhan kesehatan lokal, seperti manajemen penyakit kronis, pertolongan pertama, dan promosi kesehatan mental.

Contoh Kader Kesehatan yang sangat berdampak adalah Kader Kesehatan Posyandu. Kader Kesehatan Posyandu dapat dilatih :

  • Cara Melakukan Pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan dan Lingkar Lengan Atas dengan alat yang sesuai dengan standard KEMENKES atau yang biasanya disebut sebagai ANTROPOMETRI KIT
  • Cara Mengidentifikasi Balita dengan indikasi kurang gizi dan Ibu dengan resiko Kekurangan Energi Kronik
  • Menghubungkan Posyandu dengan Puskesmas setempat agar dapat terintegrasi dengan benar
  • Mengikuti program pengukuran serentak dan pemberian vitamin A tiap bulan Februari dan Agustus.
Baca Juga :  4 Contoh Kegiatan Pelatihan Kader Posyandu, Lengkap!

2. Proker KKN : Pelatihan Makanan Lokal Bergizi Tinggi dengan Harga yang Terjangkau

Proker KKN

Pelatihan makanan lokal bergizi tinggi dengan harga yang terjangkau bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam memilih, mengolah, dan mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi tanpa membebani anggaran rumah tangga.

Mengingat, Program KKN biasanya menyasar pada masyarakat desa sehingga dengan program ini, Mahasiswa KKN akan dapat memberikan pengetahuan mengetahui pentingnya makanan lokal yang dengan mudah dapat didapat di sekitar lingkungan. Selain itu, bahaya makanan yang diproses seperti susu kotak tinggi gula dan snack yang tidak baik bagi pertumbuhan anak.

Contoh makanan lokal yang telah terbukti hasiatnya secara ilmiah dan sangat mudah untuk didapatkan adalah :

  • Ikan Kembung
  • Ubi Ungu
  • Daun Kelor
  • Tahu dan Tempe
  • Jagung
  • Ikan Lele
  • Ikan Teri
Baca Juga :  13 Materi Pelatihan Kader Posyandu Balita, Resmi Kemenkes!

3. Proker KKN : Pembuatan Taman Pangan Lokal dan Peternakan Ayam Untuk Bahan Pangan PMT Posyandu

Proker KKN

Tidak semua program KKN harus berbasis pada penyuluhan dan berakhir pada hasil yang tidak dapat terlihat. Dalam program taman pangan lokal dan peternakan ayam untuk bahan pangan, program ini dapat berdampak pada banyak orang.

Taman Pangan dan Peternakan Ayam ini dikelola olah masyarakat setempat dengan bekerja sama dengan Kader Kesehatan, Puskesmas dan stake holder setempat. Fungsi utama dari taman pangan lokal dan peternakan ayam ini adalah menyediakan bahan pangan bergizi tinggi sebagai PMT Posyandu ataupun sebagai asupan masyarakat yang membutuhkan di wilayah tersebut.

Baca Juga :  15 Ide Menu PMT Posyandu Balita Agar Balita Bebas Stunting! Kreatif dan Beragam.

4. Proker KKN : Penyuluhan Pentingnya Imunisasi Dasar Terpadu Untuk Menyambut Bulan Imunisasi Nasional

Proker KKN

Imunisasi Dasar Terpadu adalah Imunisasi yang wajib diterima oleh anak ketika lahir hingga pada usia tertentu. Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit menular dengan memberikan vaksin sehingga terjadi imunitas atau kekebalan terhadap penyakit tersebut. Sedangkan, vaksin adalah jenis bakteri atau virus yang telah dilemahkan atau dimatikan guna merangsang sistem imun dengan membentuk zat antibodi dalam tubuh. Antibodi inilah yang akan melindungi tubuh dari infeksi virus.

Mengingat, fenomena penolakan imunisasi masih banyak ditemukan di masyarakat. Sehingga harapannya dengan memberi informasi mengenai fungsi dari imunisasi dan apa saja informasi yang diberikan dapat meminimalkan kasus penolakan imunisasi.

  • Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin)

Imunisasi BCG pada bayi segera diberikan setelah ia lahir hingga paling lambat berusia 3 bulan. Vaksin BCG ini bertujuan untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit Tubercolosis (TBC).

  • Imunisasi Hepatitis B

Imunisasi Hepatitis B yang pertama harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah bayi lahir, kemudian dilanjutkan pada usia 1 bulan, 3 bulan dan 6 bulan. Jarak antara dua imunisasi Hepatitis B minimal 4 minggu untuk mencegah hepatitis B.

  • Imunisasi Polio

Imunisasi Polio merupakan imunisasi yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit Poliomyelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak.

  • Imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus)

Imunisasi DPT adalah vaksin kombinasi yang digunakan untuk mencegah penyakit Difteri, Pertusis (Batuk Rejan) dan Tetanus, karena ketiga penyakit ini sangat mudah menyerang bayi dan anak. Imunisasi ini dilakukan pada bayi usia lebih dari 6 minggu.

  • Imunisasi Campak

Imunisasi campak dilakukan dengan pemberian vaksinasi MMR (Mumps, Measles dan Rubella) fungsinya untuk mencegah penyakit campak, gondongan dan rubella.

  • Imunisasi PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine)

Vaksinasi PCV bertujuan untuk mencegah infeksi bakteri pneumokokus yang menyebabkan penumonia dan meningitis. Vaksin ini dianjurkan untuk diberikan 3 kali pada usia 2 bulan, 3 bulan dan 12 bulan.

5. Proker KKN : Penyuluhan Pentingnya Peran Keluarga Dalam ASI Ekslusif

Setelah melahirkan, terutama bagi Ibu baru dukungan dari ayah dan keluarga sangat penting. Mengingat, hal ini dapat berdampak pada mental dan kesehatan ibu. Ibu baru sangat mudah mengalami baby blues. Baby Blues adalah gangguan suasana hati atau gangguan psikologis pasca melahirkan seperti rasa gundah dan sedih yang berlebihan. Jika Ibu mengalami gangguan ini, maka kemungkinan besar akan berdampak pada pola asuh serta produksi ASI.

Bersamaan dengan pentingnya peran dan support keluarga, perlu juga pemahaman mengenai pentingnya pemberian ASI hingga usia 2 tahun. Periode ini disebut sebagai Periode Emas dimana anak mengalami proses pertumbuhan emosional, otak, hingga fisik pada masa ini. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya stunting atau pertumbuhan yang terlambat.

Kolaborasikan Program KKN dengan PT Solo Abadi Indonesia

Dengan latar belakang perusahaan manufaktur di bidang alat kesehatan, PT Solo Abadi Indonesia terbuka dengan berbagai kerjasama di bidang terkait. Solo Abadi telah terlibat dalam sejumlah agenda KKN yang diselenggarakan mahasiswa. Sebagai misal kami telah berkontribusi memberikan hibah antropometri kit untuk Desa Mundu, Sragen bersama Mahasiswa KKN UNISRI 2021.

Simak keseruan kolaborasi kami melalui video berikut:

Untuk mengajukan kolaborasi, Anda dapat mengirimkan proposal kegiatan KKN yang relevan dengan latar belakang Solo Abadi. Proposal dikirim melalui surel di alamat admin@soloabadi.com atau dapat terhubung melalui WhatsApp PT Solo Abadi Indonesia. Sampaikan juga kontraprestasi yang diharapkan dari perusahaan seperti sosialisasi, penyuluhan, atau hibah alat ukur antropometri.

Alat Ukur Antropometri Terakurat untuk Deteksi Stunting Penunjang Program Kerja KKN

Untuk menunjang program kerja KKN tentang pencegahan stunting, mahasiswa membutuhkan perangkat ukur antropometri untuk mendeteksi stunting sejak dini. Berikut adalah rekomendasi alat ukur antropometri terakurat untuk deteksi stunting:

Antropometri Kit – SK TKDN produksi PT Solo Abadi Indonesia merupakan paket alat ukur antropometri untuk mendeteksi stunting sejak anak usia batita. Paket ini terdiri atas Stadiometer Portable, Infantometer Board, Timbangan Dewasa Digital, Timbangan Bayi Digital, Pita LILA dan juga Tas Antropometri. Spesifikasi dari antropometri Kit – SK 17 telah disesuaikan dengan KMK HK 01.07/MENKES/1919/2022 mengenai spesifikasi lengkap paket antropometri kit. Timbangan Bayi dan juga Timbangan Dewasa Digital dari Solo Abadi telah terrhubung dengan aplikasi MetrisisApp yang dapat diunduh di Google Play Store.

Facebook Comments
Bagikan!
WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Hallo, Ada yang bisa saya bantu?