5 Contoh Kasus Pengukuran Antropometri Paling Umum!

Informasi tentang contoh kasus pengukuran antropometri yang paling umum ditemui penting untuk diketahui.

Seperti kita tahu pengukuran antropometri memiliki cakupan yang luas, tidak terbatas pada ukuran kepala, tubuh dan kaki saja. Pengukuran ini juga mencakup dimensi tubuh manusia dari ujung kepala ke ujung kaki.

Data hasil pengukuran antropometri biasanya digunakan untuk beberapa kepentingan, di antaranya sebagai acuan dalam membuat produk ergonomis, merancang sistem kerja dan bangunan serta menilai status gizi seseorang. Dimensi tubuh yang diukur pun beragam, disesuaikan dengan tujuannya.

Artikel ini akan mengulas contoh kasus pengukuran antropometri yang paling umum dilakukan dalam menilai gizi seseorang beserta cara menghitungnya. Namun sebelum menggali lebih dalam, mari kita kenali dulu apa itu antropometri.

Sekilas tentang Antropometri

Antropometri merupakan istilah yang diadaptasi dari dua kata bahasa Yunani Kuno yakni “anthro” dan “metron” yang berarti manusia (man) dan ukuran (measure) secara berturut-turut. Antropometri secara umum diartikan sebagai suatu studi yang sangat berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Ilmu antropometri sendiri merupakan bagian dari berbagai ilmu dan disiplin, salah satunya adalah dalam kesehatan.  

5 Contoh Kasus Pengukuran Antropometri Paling Umum

Berikut adalah 5 contoh kasus pengukuran antropometri paling umum dilakukan untuk menilai status gizi, mulai dari ilustrasi hingga cara menghitung evaluasinya:

1. Estimasi Tinggi dan Berat badan

Seorang wanita berusia 55 tahun dengan berat badan 63 kilogram dan tinggi badan sepanjang 149 cm diukur secara antropometri untuk mengetahui estimasi berat badan dan tinggi badannya. Bandingkan hasil pengukuran berat badan asli dan tinggi badan asli dengan estimasi yang telah anda dapatkan lalu tentukan status gizinya.

Estimasi Berat Badan (Rumus Cerra)  = (Lila Ukur/ Lila Standar) x ( TB-100)
                                                              = (36/28.5) x (149-100)
                                                              = (1.263) x (49)
                                                              =  61.887 kg

Estimasi Tinggi Badan (Perempuan) = 84.88 – (0.24 x Umur) + (1.83 x TL) – [(75-Umur)/5] x 1.2
                                                                   = 84.88 – (0.24 x 55) + (1.83 x 45) – [(75-55)/5] x 1.2
                                                                    = 84.88 – (13.2) + (82.35) – [4] x 1.2
                                                                    = 84.88 – 13.2 + 82.35 – 4.8
                                                                    = 149.23 cm

2. Estimasi Status Gizi Anak Perempuan

Anak Perempuan Usia 37 bulan lahir pada 7 Juli 2009, setelah ditimbang BB anak 8,5 kg.
Tanggal lahir: 07 Juli 2009
Umur: 37 bulan
Berat badan: 8,5 kg
Nilai median: 14,3 kg
Ket.(nilai riil < nilai median), sehingga:

z-score (BB/U)       = nilai riil – nilai median/nilai median – (-1 SD)
                                 = (8,5 – 14,00) kg/(14,00 – 12,4) kg
                                 = -5,5/1,6     
                                 = -3,5 SD

Kesimpulan: Status Gizi anak adalah Gizi Buruk

3. Estimasi Status Gizi Anak Laki-Laki

Anak Laki – Laki Usia 30 bulan , setelah ditimbang BB anak 13,5 kg.
Umur: 30 bulan
Berat badan: 13, kg
Nilai median: 13,3 kg
Ket.(nilai riil < nilai median), sehingga:

z-score (BB/U)       = nilai riil – nilai median/nilai median – (-1 SD)
                                 = (13,5  – 13,3) kg/(13,3  – 11,8) kg
                                 = 0,2/1,5    
                                  = 0,1  SD

Status Gizi anak adalah Gizi Baik

4. Pengukuran Data Antropometri untuk Desain Ruangan

Indikator antropometri tidak melulu digunakan untuk menilai status gizi manusia, melainkan juga digunakan dalam ilmu ergonomi, desain ruang ataupun desain produk. Sebagai contoh kasus, berikut adalah gambaran pengukuran data antropometri untuk acuan membuat tempat wudhu ergonomis merujuk pada penelitian Anisah (2018) dalam Jurnal PASTI Volume XII No. 3, 284 – 290:

Untuk menentukan ukuran ketinggian keran, jarak antar keran, tinggi pembatas selokan air, lebar selokan air, dan tinggi rak barang di tempat wudhu dibutuhkan data dari populasi dengan kriteria tertentu.

Dimensi pengukuran antropometri yang dikumpulkan adalah data tinggi badan (TB), panjang lengan (PL), jarak siku dengan ujung jari (SJ), lebar pinggul (LP), tinggi tangan horizontal (TH),tinggi mata kaki (MK) yang diukur dengan antropometri tools dalam satuan sentimeter (cm).

Adapun dimensi tubuh yang dibutuhkan diambil secara random
dengan usia kisaran 17-25 tahun sebanyak 30 orang. Perhitungan data dilakukan dengan persentil 5, 10, 90 dan 95.

5. Pengukuran Antropometri untuk Analisis Kebugaran Atlet

Hasil pengukuran antropometri juga dapat digunakan untuk menganalisis kebugaran dan juga performa atlet sebelum bertanding. Sebagai salah satu contoh kasus, berikut adalah analisis antropometri pada atlet sepak bola:

Peneliti mengambil sampel seluruh populasi atlet cabang olahraga sepak bola yang lolos seleksi untuk mewakili Kabupaten Karangasem pada kegiatan Pekan Olahraga Tingkat Provinsi sebanyak 20 orang. Data yang dikumpulkan merupakan data primer melalui pengukuran terhadap karakteristik antropomeri responden berupa Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) dan kekuatan otot tungkai, disamping itu juga data mengenai umur responden.

Data diolah melalui proses entry, coding, processing dan analisa. Entry adalah proses memasukkan data umur serta pengukuran BB dan TB kedalam tabel yang sudah dipersiapkan.

Ukuran BB dan TB tersebut dijadikan acuan dalam perhitungan indeks massa tubuh responden menggunakan rumus: IMT = Berat Badan (kg) / Tinggi Badan (m)². Tahap selanjutnya dilakukan penghitungan hasil rata- rata untuk setiap peserta tes antropometri.

Rekomendasi Alat Ukur Antropometri Terakurat

Metrisis – Kursi Antropometri adalah instrumen inovasi pengukuran antropometri yang dapat mengukur hingga 34 dimensi tubuh manusia. Instrumen ukur ini didesain dalam bentuk kursi yang dapat di-adjust untuk memudahkan pengukuran dalam posisi berdiri, duduk, dan juga pengukuran dimensi wajah. Berikut adalah detail penggunaan Kursi Antropometri:

alat laboratorium fsrd

Metrisis – Portabel Antropometri produksi Solo Abadi Indonesia adalah alat ukur antropometri turunan dari kursi antropometri yang dikemas dalam bentuk portabel, bertujuan agar alat ukur dapat dipindah maupun dibawa kemana saja dengan mudah. Selayaknya sebuah inovasi, antropometri portabel dapat digunakan untuk mengukur hingga lebih dari 100 dimensi tubuh manusia.

Instrumen ini menawarkan kemampuan pengukuran hingga 100 pengukuran. Disamping itu, bentuknya yang portable membuat alat ini dapat digunakan tak terbatas  waktu dan dan dilakukan dimana saja.

Berikut detail dari produk Antropometri Portable Kit.

Antropometri Kit – SK TKDN produksi PT Solo Abadi Indonesia merupakan paket alat ukur antropometri untuk mendeteksi stunting sejak anak usia batita. Paket ini terdiri atas Stadiometer Portable, Infantometer Board, Timbangan Dewasa Digital, Timbangan Bayi Digital, Pita LILA dan juga Tas Antropometri. Spesifikasi dari antropometri Kit – SK TKDN telah disesuaikan dengan KMK HK 01.07/MENKES/1919/2022 mengenai spesifikasi lengkap paket antropometri kit.

Kontak untuk Dapatkan Produk Alat Kesehatan

Dapatkan dan pesan alat ukur antropometri dengan harga terbaik dari Solo Abadi dengan mengisi ask for price yang tersedia. Pembelian untuk keperluan instansi dapat langsung membeli melalui e-katalog. Anda juga dapat terhubung secara langsung melalui WhatsApp, kami siap untuk menghubungi anda segera.

Facebook Comments
Bagikan!
WeCreativez WhatsApp Support
Tim dukungan pelanggan kami siap menjawab pertanyaan Anda. Tanya kami apa saja!
👋 Hallo, Ada yang bisa saya bantu?