Kompetensi maupun Materi Pelatihan Kader Posyandu Balita telah diatur oleh Kementerian Kesehatan. Peraturan ini sebenarnya dirangkum dalam 25 Kompetensi Kader Posyandu. Secara singkat, materi tersebut berisi kemampuan apa saja yang perlu dikuasai oleh Kader Posyandu. Dalam artikel ini, kita akan membahas satu persatu materi pelatihan kader posyandu, khususnya Posyandu Balita!
Mengenal 25 Kompetensi Kader Posyandu
Dalam rangka meningkatkan kemampuan Kader Posyandu, Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES RI) melakukan sosialisasi 25 Kompetensi Kader Posyandu.
Kegiatan ini sebenarnya telah dilakukan pada 1-17 Maret 2023 lalu. Diskusi ini menghasilkan kesepakatan bahwa kompetensi kader posyandu terdiri atas Kompetensi Ibu Hamil dan Menyusui, Kompetensi Bayi dan Balita, Kompetensi Usia Sekolah dan Remaja, Kompetensi Usia Produktif dan Lansia dan Kompetensi Pengelolaan Posyandu.
Dalam pelaksaannya, setiap regional akan dibimbing oleh staf teknis yang berkompeten. Selain itu, pelaksaan posyandu secara rutin akan dibersamai oleh Ahli Gizi Puskesmas setempat. Hal ini berfungsi untuk memberikan data akurat terhadap kesehatan masyarakat setempat, terutama Ibu Hamil dan Balita. Mengingat, status Indonesia sebagai negara dengan angka stunting yang tinggi.
Materi Pelatihan Kader Posyandu Balita
Materi Pelatihan Kader Posyandu Balita menjadi materi paling krusial. Mengingat, hingga 2022 angka stunting di Indonesia masih mencapai 21,6%. Artinya, angka stunting di Indonesia masih berada diatas standard World Health Organization (WHO).
1. Menjelaskan Buku KIA Pada Ibu Hamil dan Menyusui
Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) adalah buku yang memuat informasi mengenai catatan kesehatan selama ibu hamil, bersalin, nifas serta anak hingga usia 6 tahun. Mulai dari screening Ibu Hamil yang dapat dipantau hingga trisemester tiga, pemeriksaan dan pemantauan oleh dokter dan kelas ibu hamil beserta aktivitas fisik, pemenuhan gizinya.
2. Menjelaskan Pemeriksaan Ibu Hamil 6 Kali dan Ibu Nifas 4 Kali
Kader perlu menjelaskan bahwa Ibu hamil perlu memeriksakan kandungannya setidaknya 6x. Termasuk pemeriksaan USG pada kunjungan pertama dan kelima. Pemeriksaan ini bersifat gratis dengan menggunakan Kartu BPJS.
3. Melakukan Edukasi Isi Piringku Ibu Hamil
Isi Piringku adalah slogan baru pola makan sehat yang menggantikan 4 sehat 5 sempurna. Konsep Isi Piringku terdiri dari 50 persen buah dan sayur serta 50 persen sisanya terdiri dari karbohidrat dan protein. Dalam Buku KIA menjelaskan secara lengkap Isi Piringku beserta porsi makan Ibu Hamil.
4. Menjelaskan Anjuran Minum Tablet Tambah Darah Setiap Hari Selama Hamil
Kader Posyandu perlu memahami pentingnya Ibu hamil untuk mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) tiap hari. Hal ini juga dapat dipantau melalui Buku KIA.
5. Menjelaskan Ibu Hamil Pentingnya Memantau Status Gizi dan Tekanan Darah Melalui Kurva di KIA
Buku KIA memiliki lembar periksa kehamilan. Selain itu, juga terdapat analitik diagnostik yang perlu dilakukan beserta tanda-tanda bahaya pada Ibu Hamil yang perlu dilakukan.
6. Menjelaskan Pemantauan Tanda Bahaya Ibu Hamil
Penyampaian informasi mengenai hal-hal yang perlu dihindari oleh Ibu Hamil telah tersedia di Buku KIA. Meskipun begitu, Kader Posyandu perlu memahami hal-hal tersebut.
7. Melakukan Edukasi ASI Ekslusif dan Pemberian Makanan Kaya Hewani Sesuai Umur Balita
Edukasi ASI Ekslusif seperti seberapa sering Ibu perlu menyusui, waktu yang tepat hingga posisi bayi yang nyaman. Buku KIA juga menyimpan informasi mengenai penyimpanan ASI Perah (ASIP).
8. Menjelaskan Status Gizi dan Penanganannya
Posyandu menyediakan pengukuran tinggi badan, berat badan hingga pengukuran lingkar lengan dan kepala. Pada balita, indikator ini penting untuk menentukan status gizi. Oleh karena itu, Kader Posyandu perlu dilengkapi pengetahuan mengenai Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk memenuhi gizi setiap anak.
9. Menjelaskan Stimulasi Perkembangan, Vitamin A dan Obat yang Sesuai Dengan Perkembangan Umur Anak
Memahami stimulasi perkembangan berarti memahami pola asuh sesuai dengan usia anak. Selain itu terdapat pula jadwal imunisasi hingga pemenuhan vitamin A sesuai dengan jenis kelamin anak.
10. Melakukan Edukasi Imunisasi Lengkap dan PD3I
PD3I adalah Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi. Buku KIA memuat informasi lengkap mengenai jenis imunisasi yang perlu diberikan berdasarkan usia anak. Pelayanan Imunisasi di Posyandu juga telah lengkap serta berada dibawah kepengawasan Tenaga Kesehatan Puskesmas.
11. Menjelaskan Pemantauan Tanda Bahaya
Perkembangan kesehatan bayi disebut dengan Neonatus. Perlu dilakukan pemantauan dengan sangat teliti hingga usia bayi menginjak 28 hari. Dalam buku KIA, disebutkan tanda-tanda bayi dalam bahaya dalam rentang usia tersebut.
12. Menjelaskan Buku KIA Pada Ibu/Pengasuh
Seluruh Informasi mengenai perkembangan anak hingga usia 6 tahun terangkum secara lengkap dalam buku KIA. Sehingga, baik Ibu/Pengasih perlu mengetahui bahwa seluruh panduan perkembangan anak dapat diakses melalui KIA.
13. Melakukan Penimbangan, Pengukuran Panjang/Tinggi Badan, Lingkar Kepala dan Lengan Serta Ploting Dalam Buku KIA.
Seluruh perkembangan anak didasarkan pada pengukuran tinggi/panjang badan, penimbangan berat badan dan lingkar lengan dan kepala. Seluruh pengukuran ini disebut sebagai pengukuran Antropometri KIT. KEMENKES memiliki platform khusus untuk menginput data ini. Kader Posyandu perlu memahami bagaimana cara mengukur Antropometri bayi yang benar demi akurasi data yang dihasilkan.
Data ini kemudian ditulis dalam buku KIA sesuai dengan jenis kelamin anak.
Dapatkan Antropometri Kit Berstandar Kemenkes
PT. SOLO ABADI INDONESIA secara penuh mendukung kebijakan pemerintah untuk menurunkan angka stunting di Indonesia. Kami menyediakan berbagai Antropometri Kit dengan kualitas dalam negeri yang tidak perlu diragukan lagi.
Hubungi admin kami melalui WhatsApp. Ikuti update di website Solo Abadi, www.soloabadi.com untuk info mengenai Stunting.
Mari bersama-sama wujudkan #IndonesiaBebasStunting2024 dengan #SatuDesaSatuAntropometri